Doa, Mantra, dan Sugesti. Mana Yang Halal..?? Dan mana yang haram...???
Pasti anda akan menjawab bahwa Mantra & Sugesti Itu haram. Dan Doa Yang Halal, Betul...???
Maka saya bilang, anda lebay.... deh.... hehehehe...
"Kok. dibilang lebay sih...?" Protes anda... Ya, iyalah itu lebay namanya. Asal menghakimi tanpa meneliti serta menyeldiki terlebih dahulu. Alias asbun, asal bunyi... Mentang-mentang pak ustadz bilang mantra haram, anda langsung mengiyakan, demikian juga mentang-mentang ustadz anda bilang sugesti haram, anda juga langsung saja mengiyakan... Coba kamu tanya ke pak ustadz tersebut, apa sih definisi Doa, Mantra, dan Sugesti..?
Paling-paling bingung juga itu ustadz ngejawabnya, lalu larinya ke dalil... Padahal antara dalil dan pokok bahasannya ndak nyambung.. Lha gimana nyambung, lha wong definisinya aja nggak jelas, kok sudah pasang dalil...
Nah, di Indonesia sangat banyak nih Ustadz lebay macam gini..
Memberi landasan hukum terhadap sesuatu yang dia sendiri tidak mengerti hakikatnya. Dan berdasarkan kata gurunya, yang juga sama tidak mengertinya... Inilah yang disebut ketidak mengertian yang diwariskan turun temurun...
Kenapa saya yakin bahwa si ustad dan juga gurunya yang lebay tersebut sama-sama tidak mengerti..? Ya, karena rata-rata mereka ini hanya mendasarkan pendapatnya pada prasangka belaka dan berdasarkan ilmu yang telah mereka miliki. Padahal ini adalah ilmu baru yang sebenarnya belum pernah mereka pelajari sebelumnya. Kemudian biasanya mereka suka pake rumus generaliassi. Alias semua dianggap sama saja.. Jadi ketika mereka pernah menghadapi suatu kasus dimana mereka bertemu dengan rumus mantra yang batil, maka serta merta mereka menganggap semua mantra adalah batil dan haram. Dan kemudian menyimpulkan bahwa Doa, Mantra, dan Sugesti itu betul-betul suatu hal yang berbeda.
Sesungguhnya sifat yang sedemikian itu sangat jauh dari yang dicontohkan oleh Rasulullah. Dalam suatu riwayat, ketika Rasulullah mengharamkan Ruqyah/Mantra batil. Kemudian ada sahabat yang agak ketakutan, karena kebetulan saja sahabat tersebut mewarisi ilmu Mantra/Ruqyah dari leluhurnya. Ketika sahabat tersebut bertanya kepada Rasulullah. Maka Rasulullah tidak serta merta bilang HARAM... Tidak begitu... Rasulullah meminta sahabat tersebut menunjukkan dulu Mantra yang dimiliki, dan setelah Rasulullah tahu, barulah Rasulullah menilai....
Jadi, ndak asbun bin lebay seperti ustadz zaman sekarang... dikit-dikit haram.. dikit-dikit haram... Haram kok sedikit.... hahahahaha...
Okey, biar tidak dikira asal nulis, berikut ini nih Contoh yang diberikan Rasulullah :
‘Auf bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata:
“Dahulu kami meruqyah di masa jahiliyyah. Lalu kami bertanya: ‘Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang hal itu?’ Beliau menjawab: ‘Tunjukkan kepadaku ruqyah-ruqyah kalian. Ruqyah-ruqyah itu tidak mengapa selama tidak mengandung syirik’.” (HR. Muslim no. 2200)
Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu, bahwa beliau berkata:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari segala ruqyah. Lalu keluarga ‘Amr bin Hazm datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami dahulu memiliki ruqyah yang kami pakai untuk meruqyah karena (sengatan) kalajengking. Tetapi engkau telah melarang dari semua ruqyah.” Mereka lalu menunjukkan ruqyah itu kepada beliau. Beliau bersabda: “Tidak mengapa, barangsiapa di antara kalian yang mampu memberi kemanfaatan bagi saudaranya, maka hendaknya dia lakukan.” (HR. Muslim no. 2199)
Untuk melihat tulisan yang lebih lengkap, Klik Di sini : RUQYAH
Okey, kita lanjutkan pembahasan mengenai Doa, Mantra, dan Sugesti.
Perhatikan kalimat yang pertama ini :
“Owah gingsir sifating urip, kang owah mung katresnanku manjing dadi sawiji sajiwo lan sarogo, kalayan jiwo rogone si……. (sebutkan nama orangnya) anak turune kanjeng nabi adam, ora pisah salawase gesang”.
Faham artinya...??? hehehehe...
Ini mantra berbahasa jawa. Yang dalam aturannya adalah harus di baca 11 kali, dan di ulang sampai tiga kali dalam satu hari. Selama 3 hari berturut-turut.
Dan sekarang perhatikan kalimat yang kedua ini :
"Pergerakan adalah Kekuatan Hukum Alam Kehidupan, Dan Kekuatan ini menggerakkan Energi Cinta Kasih Yang ada di dalam diriku menyatu dengan jiwa raga dari si...... (menyebut nama yang dituju) Anak turun Baginda Nabi Adam, bersatu untuk seumur hidupku..."
Dan sekarang perhatikan kalimat yang ketiga ini :
"Ya. Allah Tuhan Penguasa Alam semesta. Dengan Sifat Maha Welas dan Asihmu, Satukanlah cinta kasihku dengan si......(Menyebut nama yang dituju) Anak turun Baginda Nabi Adam, bersatu untuk seumur hidup kami.."
Kalimat yang pertama adalah mantra, yang biasanya diberikan oleh para sesepuh jawa, atau oleh para dukun, dan paranormal. Sedangkan kalimat yang kedua adalah Sugesti atau affirmasi, sedangkan yang ketiga adalah Doa.
Nah, Doa, Mantra, dan Sugesti di atas sebenarnya mempunyai makna yang senada. Mantra dalam bahasa jawa, sugesti adalah terjemah dari mantra bahasa jawa ke dalam bahasa indonesia, sedangkan doa adalah gubahan kalimat mantra ke dalam redaksi kalimat doa. Lalu mana yang halal dan mana yang haram...???
Bila redaksi dari kalimat Doa langsung menyebut dengan tegas asma Allah swt, maka redaksi dari kalimat Mantra dan sugesti hanya menyebut Sifat Allah swt yang ada di dalam Sunnatullah saja yang intinya meyakini bahwa ada suatu kekuatan yang lebih tinggi dari kekuatan makhluk. Dan bila yang membaca Mantra dan sugesti tersebut adalah Muslim, maka sudah dapat dipastikan bahwa yang dia maksud dengan kekuatan yang dimaksudkan tentu adalah kekuatan Allah swt.
Sebenarnya terkait Doa, Mantra, dan Sugesti yang membedakan adalah aplikasinya dan kapan digunakannya. Saat berdoa, kita melakukan dengan penuh kerendahan hati karena saat itu kita sedang memohon dan menghadap kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Sedangkan saat mengucap mantra ataupun sugesti nuansanya adalah penegasan kepada diri sendiri untuk menumbuhkan keyakinan di dalam hati…. Itulah sebabnya, saat membaca mantra langsung menyebut sifat-sifat Allah swt.
Saat berdoa, fokus kita adalah ke arah vertikal transendental. Untuk terhubung dengan Allah swt. Saat mengucapkan affirmasi, kita mengarahkan kekuatan Daya Ilahiah langsung menuju obyek tujuan. Saat berdoa kita sedang memohon kekuatan dan energi, saat membaca affirmasi atau sugesti kita sedang mengalirkan energi.
Itulah sebenarnya mengenai aplikasi Doa, Mantra, dan Sugesti. Ada bukan untuk dipertentangkan, tetapi untuk saling melengkapi....
Semoga bermanfaat... Wallahu a'lam..
Pasti anda akan menjawab bahwa Mantra & Sugesti Itu haram. Dan Doa Yang Halal, Betul...???
Maka saya bilang, anda lebay.... deh.... hehehehe...
"Kok. dibilang lebay sih...?" Protes anda... Ya, iyalah itu lebay namanya. Asal menghakimi tanpa meneliti serta menyeldiki terlebih dahulu. Alias asbun, asal bunyi... Mentang-mentang pak ustadz bilang mantra haram, anda langsung mengiyakan, demikian juga mentang-mentang ustadz anda bilang sugesti haram, anda juga langsung saja mengiyakan... Coba kamu tanya ke pak ustadz tersebut, apa sih definisi Doa, Mantra, dan Sugesti..?
Paling-paling bingung juga itu ustadz ngejawabnya, lalu larinya ke dalil... Padahal antara dalil dan pokok bahasannya ndak nyambung.. Lha gimana nyambung, lha wong definisinya aja nggak jelas, kok sudah pasang dalil...
Nah, di Indonesia sangat banyak nih Ustadz lebay macam gini..
Memberi landasan hukum terhadap sesuatu yang dia sendiri tidak mengerti hakikatnya. Dan berdasarkan kata gurunya, yang juga sama tidak mengertinya... Inilah yang disebut ketidak mengertian yang diwariskan turun temurun...
Kenapa saya yakin bahwa si ustad dan juga gurunya yang lebay tersebut sama-sama tidak mengerti..? Ya, karena rata-rata mereka ini hanya mendasarkan pendapatnya pada prasangka belaka dan berdasarkan ilmu yang telah mereka miliki. Padahal ini adalah ilmu baru yang sebenarnya belum pernah mereka pelajari sebelumnya. Kemudian biasanya mereka suka pake rumus generaliassi. Alias semua dianggap sama saja.. Jadi ketika mereka pernah menghadapi suatu kasus dimana mereka bertemu dengan rumus mantra yang batil, maka serta merta mereka menganggap semua mantra adalah batil dan haram. Dan kemudian menyimpulkan bahwa Doa, Mantra, dan Sugesti itu betul-betul suatu hal yang berbeda.
Sesungguhnya sifat yang sedemikian itu sangat jauh dari yang dicontohkan oleh Rasulullah. Dalam suatu riwayat, ketika Rasulullah mengharamkan Ruqyah/Mantra batil. Kemudian ada sahabat yang agak ketakutan, karena kebetulan saja sahabat tersebut mewarisi ilmu Mantra/Ruqyah dari leluhurnya. Ketika sahabat tersebut bertanya kepada Rasulullah. Maka Rasulullah tidak serta merta bilang HARAM... Tidak begitu... Rasulullah meminta sahabat tersebut menunjukkan dulu Mantra yang dimiliki, dan setelah Rasulullah tahu, barulah Rasulullah menilai....
Jadi, ndak asbun bin lebay seperti ustadz zaman sekarang... dikit-dikit haram.. dikit-dikit haram... Haram kok sedikit.... hahahahaha...
Okey, biar tidak dikira asal nulis, berikut ini nih Contoh yang diberikan Rasulullah :
‘Auf bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata:
كُنَّ نَرْقِي فِي الْجَاهِلِيَّةِ فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، كَيْفَ تَرَى فِي ذَلِكَ؟ فَقَالَ: اعْرِضُوْا عَلَيَّ رُقَاكُمْ لاَ بَأْسَ بِالرُّقَى مَا لَمْ يَكُنْ فِيْهِ شِرْكٌ
“Dahulu kami meruqyah di masa jahiliyyah. Lalu kami bertanya: ‘Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang hal itu?’ Beliau menjawab: ‘Tunjukkan kepadaku ruqyah-ruqyah kalian. Ruqyah-ruqyah itu tidak mengapa selama tidak mengandung syirik’.” (HR. Muslim no. 2200)
Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu, bahwa beliau berkata:
نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الرُّقَى فَجَاءَ آلُ عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالُوا: إِنَّهُ كَانَتْ عِنْدَنَا رُقْيَةٌ نَرْقِي مِنَ الْعَقْرَبِ وَإِنَّكَ نَهَيْتَ عَنِ الرُّقَى. قَالَ: فَعَرَضُوْهَا عَلَيْهِ. فَقَالَ: مَا أَرَى بَأْسًا، مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يَنْفَعَ أَخَاهُ فَلْيَنْفَعْهُ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari segala ruqyah. Lalu keluarga ‘Amr bin Hazm datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami dahulu memiliki ruqyah yang kami pakai untuk meruqyah karena (sengatan) kalajengking. Tetapi engkau telah melarang dari semua ruqyah.” Mereka lalu menunjukkan ruqyah itu kepada beliau. Beliau bersabda: “Tidak mengapa, barangsiapa di antara kalian yang mampu memberi kemanfaatan bagi saudaranya, maka hendaknya dia lakukan.” (HR. Muslim no. 2199)
Untuk melihat tulisan yang lebih lengkap, Klik Di sini : RUQYAH
Okey, kita lanjutkan pembahasan mengenai Doa, Mantra, dan Sugesti.
Perhatikan kalimat yang pertama ini :
“Owah gingsir sifating urip, kang owah mung katresnanku manjing dadi sawiji sajiwo lan sarogo, kalayan jiwo rogone si……. (sebutkan nama orangnya) anak turune kanjeng nabi adam, ora pisah salawase gesang”.
Faham artinya...??? hehehehe...
Ini mantra berbahasa jawa. Yang dalam aturannya adalah harus di baca 11 kali, dan di ulang sampai tiga kali dalam satu hari. Selama 3 hari berturut-turut.
Dan sekarang perhatikan kalimat yang kedua ini :
"Pergerakan adalah Kekuatan Hukum Alam Kehidupan, Dan Kekuatan ini menggerakkan Energi Cinta Kasih Yang ada di dalam diriku menyatu dengan jiwa raga dari si...... (menyebut nama yang dituju) Anak turun Baginda Nabi Adam, bersatu untuk seumur hidupku..."
Dan sekarang perhatikan kalimat yang ketiga ini :
"Ya. Allah Tuhan Penguasa Alam semesta. Dengan Sifat Maha Welas dan Asihmu, Satukanlah cinta kasihku dengan si......(Menyebut nama yang dituju) Anak turun Baginda Nabi Adam, bersatu untuk seumur hidup kami.."
Kalimat yang pertama adalah mantra, yang biasanya diberikan oleh para sesepuh jawa, atau oleh para dukun, dan paranormal. Sedangkan kalimat yang kedua adalah Sugesti atau affirmasi, sedangkan yang ketiga adalah Doa.
Nah, Doa, Mantra, dan Sugesti di atas sebenarnya mempunyai makna yang senada. Mantra dalam bahasa jawa, sugesti adalah terjemah dari mantra bahasa jawa ke dalam bahasa indonesia, sedangkan doa adalah gubahan kalimat mantra ke dalam redaksi kalimat doa. Lalu mana yang halal dan mana yang haram...???
Bila redaksi dari kalimat Doa langsung menyebut dengan tegas asma Allah swt, maka redaksi dari kalimat Mantra dan sugesti hanya menyebut Sifat Allah swt yang ada di dalam Sunnatullah saja yang intinya meyakini bahwa ada suatu kekuatan yang lebih tinggi dari kekuatan makhluk. Dan bila yang membaca Mantra dan sugesti tersebut adalah Muslim, maka sudah dapat dipastikan bahwa yang dia maksud dengan kekuatan yang dimaksudkan tentu adalah kekuatan Allah swt.
Sebenarnya terkait Doa, Mantra, dan Sugesti yang membedakan adalah aplikasinya dan kapan digunakannya. Saat berdoa, kita melakukan dengan penuh kerendahan hati karena saat itu kita sedang memohon dan menghadap kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Sedangkan saat mengucap mantra ataupun sugesti nuansanya adalah penegasan kepada diri sendiri untuk menumbuhkan keyakinan di dalam hati…. Itulah sebabnya, saat membaca mantra langsung menyebut sifat-sifat Allah swt.
Saat berdoa, fokus kita adalah ke arah vertikal transendental. Untuk terhubung dengan Allah swt. Saat mengucapkan affirmasi, kita mengarahkan kekuatan Daya Ilahiah langsung menuju obyek tujuan. Saat berdoa kita sedang memohon kekuatan dan energi, saat membaca affirmasi atau sugesti kita sedang mengalirkan energi.
Itulah sebenarnya mengenai aplikasi Doa, Mantra, dan Sugesti. Ada bukan untuk dipertentangkan, tetapi untuk saling melengkapi....
Semoga bermanfaat... Wallahu a'lam..
Labels:
DOA
Thanks for reading Doa, Mantra, dan Sugesti. Mana Yang Halal..??. Please share...!
1 Comment for "Doa, Mantra, dan Sugesti. Mana Yang Halal..??"
Terima kasih bermanfaat banget penjelasannya,,,