Pernahkah suatu saat telinga anda seolah-olah mendengar suara seseorang yang anda kenal sangat baik, berbisik di telinga anda. Padahal tidak ada orang di sekitar anda....???
Pernahkah juga anda mendengar nada-nada sebuah lagu kesayangan anda tiba-tiba saja terngiang di telinga anda dengan begitu jelas, padahal tidak ada siapapun di dekat anda yang sedang memutar lagu itu....???
Pikiran auditory lebih kuat daripada yang kita sadari. Telinga kita terus menangkap dan menyimpan informasi auditori, bahkan tanpa kita sadari. Dan ketika kita membuat suara sendiri dengan berbicara, beberapa area penting di otak menjadi aktif.
Seseorang yang dominan indra auditory-nya lebih cepat menyerap informasi melalui apa yang ia dengarkan. Proses sensori modalities preference adalah menggunakan Echonic Memory atau auditory sensory. Menurut Ascraft dalam Sugiarso (2006:25) bahwa echonic memory merupakan sistem-sistem ingatan ringkas yang menerima rangsangan pendengaran dan mempertahankannya untuk beberapa saat. Jika perhatian diarahkan selama interval tertentu, informasi dapat dikirim ke dan ditangkap ke short term memory....
Dan bila Memory Auditory tertentu memperoleh perhatian yang lebih besar dari kita, serta sering kita dengar berulang-ulang (Repetisi), maka Memory Auditory tersebut akan tertanam dengan kuat di otak bawah sadar (Subconscious Mind) yang merupakan gudang memory jangka panjang (Long Term Memory)....
Jadi...
Bila kita seolah-olah mendengar sebuah suara padahal tak ada getaran suara yg berasal dari luar diri kita.. Maka suara itu sebenarnya muncul dari Memory Auditory yang ada di dalam pikiran kita......
Nah...
Sekarang anda tahu jawabannya....
Mengapa seseorang yang terbiasa melakukan zikir-zikir tertentu, kemudian merasa seolah-olah mendengar suara hatinya sedang berzikir. Padahal secara sadar dia sedang tidak melakukan Zikir....... Ya, itulah gema Zikir dari memory Auditory kita yang tersimpan di seantero diri kita, baik di dalam hati, fikiran, dan DNA tubuh kita..
Artinya, hal itu adalah fenomena alamiah hasil dari latihan atau pembiasaan... Bisa karena biasa, Jadi bila kita istikomah dalam beramal, maka siapapun saja dapat mengalami Gema Zikir di dalam hati dan fikirannya, oleh karena itulah, hal itu tidak perlulah dijadikan kebanggaan sebagai suatu maqom zikir... yang kemudian berbuah kesombongan.... Namun seyogyanyalah hal itu semakin mendekatkan kita kepadaNya. Membuat hati kita semakin merunduk dan takut di hadapanNya... Sambil berdoa dengan penuh harap, semoga suara zikir itulah yang berkumandang saat kita menghadapi hari persidangan di akhirat nanti.
Praktek pengadilan Ilahi di hari akhirat kelak telah dijelaskan dengan gamblang dalam surat Yasin ayat 65 yang artinya:
Jadi, badan kita ini akan menjadi saksi. Jika mulut mencoba mengingkari suatu tuduhan dalam pengadilan Allah nanti, maka yang akan membantah adalah tangan kita sendiri, dan kaki kita akan menjadi saksi. Ini adalah peringatan yang sangat kuat yang harus selalu kita renungkan.
Secara ilmiah kita bisa mengatakan bahwa badan kita ini memang bisa menjadi saksi dari seluruh perbuatan kita. Sebuah teori mengatakan bahwa sebenarnya segala kejadian di alam raya ini tidak ada yang hilang tanpa terekam. Kejadian-kejadian itu terekam di angkasa juga di dalam diri kita sendiri. Sebagai contoh dari proses perekaman ini adalah fungsi DNA (deoxyribonucleic acid) dan gen. DNA dan gen berfungsi sebagai perekam semua bentuk dan karakter/watak kita. DNA terdapat di dalam gen, gen ada di dalam kromosom, dan kromosom terdapat di dalam sel. Dan perlu kita tahu bahwa semua makhluk hidup memiliki sel. Baik DNA, gen, kromosom, dan sel, semuanya adalah benda-benda mikroskopis (yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop). Tetapi justru di dalam DNA itulah terekam seluruh informasi mengenai diri kita. Apakah rambut kita ikal atau lurus, hidung kita pesek atau mancung, watak kita penggembira atau gampang sedih, watak kita supel atau tertutup, semuanya ada di dalam benda-benda yang tak terlihat oleh mata telanjang kita.
Oleh karenanya, jika al-Quran mengatakan bahwa badan kita menjadi perekam dari seluruh perbuatan kita, adalah suatu hal yang benar adanya. Karena di dalam tubuh kita ini terdapat milyaran DNA dan gen. Dan semuanya itu kelak akan berbicara pada Allah SWT melalui tangan dan kaki kita seperti dilukiskan di dalam surat Yasin ayat 65 tsb.
Maka dari itu, semua ini harus menjadi peringatan bagi kita. Hidup di dunia hanya satu kali. Setiap kejadian yang kita alami hanya terjadi sekali. Bahkan setiap detik, menit, dan jam, tidak mungkin terulang lagi. Maka hendaknya kita terus berupaya meningkatkan kulaitas hidup kita secara serius.
MEDITASI HENING ==> NAFSUL MUTHMAINNAH
Praktek Meditasi Hening dalam pelajaran Kultivasi Holistic Ayat Kursy (KHAK). Hakikatnya itu adalah latihan Wukuf Qolbi, Hening Diam dan hanya fokus pada Nafas.... Zikir Nafas... Mensyukuri Nafas Hidup yang selama ini telah menjadi Tali bagi nyawa kita.....
Praktek latihan ini akan melatih seluruh sel dalam tubuh kita untuk senantiasa bergetar dengan stabil, serta untuk mengharmoniskan sistem Energi dan juga Cakra-cakra yang ada di tubuh bioplasmik kita.... Dengan rutin melakukan latihan ini. Maka kesehatan dan juga ketahanan tubuh kita akan semakin meningkat, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada kondisi mental dan jiwa kita yang cenderung menjadi lebih tenang, damai, dan teguh tak tergoyahkan....
Segala aksi yang datang dari luar, akan kita tanggapi dengan lebih bijaksana dan tidak reaktif...
Kondisi Jiwa Dan mental yg seperti inilah yang disebut Kondisi Nafsul Muthmainnah atau Kondisi Jiwa Yang Tenang.....
Nafsul Muthmainnah adalah Fondasi bagi peningkatan spiritual yang lebih lanjut..... Ini baru tahap dasar...
Karena ketika kita mulai menaikkan maqom atau kedudukan jiwa kita ke derajad Nafsu Rodliyah atau Maqom Ridlo...... Maka biasanya ujian kehidupan yang datang juga tidak sedikit....
Maqom Ridlo tidak dapat ditempuh dengan laku Zikir Duduk, tetapi Maqom Ridlo menjadi matang ketika ditempuh dalam laku Zikir Gerak dan Topo Ngrame atau Kholwat Daranjuman (Ramai di kala sendiri, dan sepi di tengah keramaian). Tempaan serta ujian kehidupanlah yang mematangkan jiwa kita menaiki derajat ini......
dan ketika jiwa kita betul-betul Tangguh tak tergoyahkan.... Maka turunlah Anugrah Allah swt yg berupa keridloan Allah pada kita, dan kita menapaki maqom derajad Nafsul Mardliyah....
Inipun bukanlah perjalanan puncak, masih panjang jalan yang harus kita lalui.... Dan ketika suatu saat turun ayat yg berbunyi "TELAH AKU SEMPURNAKAN AGAMAMU....." Maka. itu artinya, detik-detik ajal kita sudah dekat.....
Inilah sebenarnya jalan Penyempurnaan jiwa/Kultivasi atau Tazkiyatun Nafs, yang merupakan jalan-jalan peningkatan kesadaran kita... yang salah satu buahnya adalah berupa Akhlakul Karimah, atau Akhlak yang terpuji... Yang merupakan pengejawantahan Nur Muhammad yang memancar dari dalam hati....
Inilah yang seharusnya menjadi acuan dalam berspiritual secara Islami...
Dan bukannya pengalaman-pengalaman mistik yang merupakan sekedar Ibrah untuk menambah keyakinan... sekedar hiburan dari Allah agar kita dapat berjalan di jalan spiritual ini dengan nikmat dan enjoy..... Ibrah ini hampir sama dengan nikmatnya makanan atau nikmatnya hubungan suami istri, yang sengaja Allah munculkan rasa nikmat itu, agar kita suka untuk menjaga dan merawat kelangsungan hidup dari jasmani kita.... Dan sebagaimana makanan, kita tentu tidak boleh melekat kepada nikmat tersebut bukan....???
Demikian semoga bermanfaat. Wallahu A'lam...
Referensi artikel : http://www.infodiknas.com/pendekatan-savi-somatis-auditor-visual-dan-intelektual-sebagai-upaya-peningkatan-potensi-dan-prestasi-belajar.html
Pernahkah juga anda mendengar nada-nada sebuah lagu kesayangan anda tiba-tiba saja terngiang di telinga anda dengan begitu jelas, padahal tidak ada siapapun di dekat anda yang sedang memutar lagu itu....???
Pikiran auditory lebih kuat daripada yang kita sadari. Telinga kita terus menangkap dan menyimpan informasi auditori, bahkan tanpa kita sadari. Dan ketika kita membuat suara sendiri dengan berbicara, beberapa area penting di otak menjadi aktif.
Seseorang yang dominan indra auditory-nya lebih cepat menyerap informasi melalui apa yang ia dengarkan. Proses sensori modalities preference adalah menggunakan Echonic Memory atau auditory sensory. Menurut Ascraft dalam Sugiarso (2006:25) bahwa echonic memory merupakan sistem-sistem ingatan ringkas yang menerima rangsangan pendengaran dan mempertahankannya untuk beberapa saat. Jika perhatian diarahkan selama interval tertentu, informasi dapat dikirim ke dan ditangkap ke short term memory....
Dan bila Memory Auditory tertentu memperoleh perhatian yang lebih besar dari kita, serta sering kita dengar berulang-ulang (Repetisi), maka Memory Auditory tersebut akan tertanam dengan kuat di otak bawah sadar (Subconscious Mind) yang merupakan gudang memory jangka panjang (Long Term Memory)....
Jadi...
Bila kita seolah-olah mendengar sebuah suara padahal tak ada getaran suara yg berasal dari luar diri kita.. Maka suara itu sebenarnya muncul dari Memory Auditory yang ada di dalam pikiran kita......
Nah...
Sekarang anda tahu jawabannya....
Mengapa seseorang yang terbiasa melakukan zikir-zikir tertentu, kemudian merasa seolah-olah mendengar suara hatinya sedang berzikir. Padahal secara sadar dia sedang tidak melakukan Zikir....... Ya, itulah gema Zikir dari memory Auditory kita yang tersimpan di seantero diri kita, baik di dalam hati, fikiran, dan DNA tubuh kita..
Artinya, hal itu adalah fenomena alamiah hasil dari latihan atau pembiasaan... Bisa karena biasa, Jadi bila kita istikomah dalam beramal, maka siapapun saja dapat mengalami Gema Zikir di dalam hati dan fikirannya, oleh karena itulah, hal itu tidak perlulah dijadikan kebanggaan sebagai suatu maqom zikir... yang kemudian berbuah kesombongan.... Namun seyogyanyalah hal itu semakin mendekatkan kita kepadaNya. Membuat hati kita semakin merunduk dan takut di hadapanNya... Sambil berdoa dengan penuh harap, semoga suara zikir itulah yang berkumandang saat kita menghadapi hari persidangan di akhirat nanti.
Praktek pengadilan Ilahi di hari akhirat kelak telah dijelaskan dengan gamblang dalam surat Yasin ayat 65 yang artinya:
Pada hari itu Kami bungkam mulut-mulut mereka; dan berkatalah kepada kami tangan mereka, sedankan kaki-kaki mereka memberikan kesaksian atas apa yang telah mereka kerjakan di dunia.
Jadi, badan kita ini akan menjadi saksi. Jika mulut mencoba mengingkari suatu tuduhan dalam pengadilan Allah nanti, maka yang akan membantah adalah tangan kita sendiri, dan kaki kita akan menjadi saksi. Ini adalah peringatan yang sangat kuat yang harus selalu kita renungkan.
Secara ilmiah kita bisa mengatakan bahwa badan kita ini memang bisa menjadi saksi dari seluruh perbuatan kita. Sebuah teori mengatakan bahwa sebenarnya segala kejadian di alam raya ini tidak ada yang hilang tanpa terekam. Kejadian-kejadian itu terekam di angkasa juga di dalam diri kita sendiri. Sebagai contoh dari proses perekaman ini adalah fungsi DNA (deoxyribonucleic acid) dan gen. DNA dan gen berfungsi sebagai perekam semua bentuk dan karakter/watak kita. DNA terdapat di dalam gen, gen ada di dalam kromosom, dan kromosom terdapat di dalam sel. Dan perlu kita tahu bahwa semua makhluk hidup memiliki sel. Baik DNA, gen, kromosom, dan sel, semuanya adalah benda-benda mikroskopis (yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop). Tetapi justru di dalam DNA itulah terekam seluruh informasi mengenai diri kita. Apakah rambut kita ikal atau lurus, hidung kita pesek atau mancung, watak kita penggembira atau gampang sedih, watak kita supel atau tertutup, semuanya ada di dalam benda-benda yang tak terlihat oleh mata telanjang kita.
Oleh karenanya, jika al-Quran mengatakan bahwa badan kita menjadi perekam dari seluruh perbuatan kita, adalah suatu hal yang benar adanya. Karena di dalam tubuh kita ini terdapat milyaran DNA dan gen. Dan semuanya itu kelak akan berbicara pada Allah SWT melalui tangan dan kaki kita seperti dilukiskan di dalam surat Yasin ayat 65 tsb.
Maka dari itu, semua ini harus menjadi peringatan bagi kita. Hidup di dunia hanya satu kali. Setiap kejadian yang kita alami hanya terjadi sekali. Bahkan setiap detik, menit, dan jam, tidak mungkin terulang lagi. Maka hendaknya kita terus berupaya meningkatkan kulaitas hidup kita secara serius.
MEDITASI HENING ==> NAFSUL MUTHMAINNAH
Praktek Meditasi Hening dalam pelajaran Kultivasi Holistic Ayat Kursy (KHAK). Hakikatnya itu adalah latihan Wukuf Qolbi, Hening Diam dan hanya fokus pada Nafas.... Zikir Nafas... Mensyukuri Nafas Hidup yang selama ini telah menjadi Tali bagi nyawa kita.....
Praktek latihan ini akan melatih seluruh sel dalam tubuh kita untuk senantiasa bergetar dengan stabil, serta untuk mengharmoniskan sistem Energi dan juga Cakra-cakra yang ada di tubuh bioplasmik kita.... Dengan rutin melakukan latihan ini. Maka kesehatan dan juga ketahanan tubuh kita akan semakin meningkat, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada kondisi mental dan jiwa kita yang cenderung menjadi lebih tenang, damai, dan teguh tak tergoyahkan....
Segala aksi yang datang dari luar, akan kita tanggapi dengan lebih bijaksana dan tidak reaktif...
Kondisi Jiwa Dan mental yg seperti inilah yang disebut Kondisi Nafsul Muthmainnah atau Kondisi Jiwa Yang Tenang.....
Nafsul Muthmainnah adalah Fondasi bagi peningkatan spiritual yang lebih lanjut..... Ini baru tahap dasar...
Karena ketika kita mulai menaikkan maqom atau kedudukan jiwa kita ke derajad Nafsu Rodliyah atau Maqom Ridlo...... Maka biasanya ujian kehidupan yang datang juga tidak sedikit....
Maqom Ridlo tidak dapat ditempuh dengan laku Zikir Duduk, tetapi Maqom Ridlo menjadi matang ketika ditempuh dalam laku Zikir Gerak dan Topo Ngrame atau Kholwat Daranjuman (Ramai di kala sendiri, dan sepi di tengah keramaian). Tempaan serta ujian kehidupanlah yang mematangkan jiwa kita menaiki derajat ini......
dan ketika jiwa kita betul-betul Tangguh tak tergoyahkan.... Maka turunlah Anugrah Allah swt yg berupa keridloan Allah pada kita, dan kita menapaki maqom derajad Nafsul Mardliyah....
Inipun bukanlah perjalanan puncak, masih panjang jalan yang harus kita lalui.... Dan ketika suatu saat turun ayat yg berbunyi "TELAH AKU SEMPURNAKAN AGAMAMU....." Maka. itu artinya, detik-detik ajal kita sudah dekat.....
Inilah sebenarnya jalan Penyempurnaan jiwa/Kultivasi atau Tazkiyatun Nafs, yang merupakan jalan-jalan peningkatan kesadaran kita... yang salah satu buahnya adalah berupa Akhlakul Karimah, atau Akhlak yang terpuji... Yang merupakan pengejawantahan Nur Muhammad yang memancar dari dalam hati....
Inilah yang seharusnya menjadi acuan dalam berspiritual secara Islami...
Dan bukannya pengalaman-pengalaman mistik yang merupakan sekedar Ibrah untuk menambah keyakinan... sekedar hiburan dari Allah agar kita dapat berjalan di jalan spiritual ini dengan nikmat dan enjoy..... Ibrah ini hampir sama dengan nikmatnya makanan atau nikmatnya hubungan suami istri, yang sengaja Allah munculkan rasa nikmat itu, agar kita suka untuk menjaga dan merawat kelangsungan hidup dari jasmani kita.... Dan sebagaimana makanan, kita tentu tidak boleh melekat kepada nikmat tersebut bukan....???
Demikian semoga bermanfaat. Wallahu A'lam...
Referensi artikel : http://www.infodiknas.com/pendekatan-savi-somatis-auditor-visual-dan-intelektual-sebagai-upaya-peningkatan-potensi-dan-prestasi-belajar.html
Labels:
Zikir
Thanks for reading Gema Zikir Dalam Hati, Fikiran, Dan Tubuh, Kok Bisa..?. Please share...!
4 Comment for "Gema Zikir Dalam Hati, Fikiran, Dan Tubuh, Kok Bisa..?"
Saya pernah alami seperti yang ada katakan. Masa nak tidur malam dan masa hujan saya sering terdengar bunyi alunan lagu. Kadang kadang tu ianya mengganggu susah nak tidur sebab banyak berfikir. Tapi selepas 3-4 tahun ni alhamdulillah, dah tak dengar lagi bunyi alunan tu. Saya amal kan zikir. Hati rasa tenang , menusuk qalbu:)
Alhamdulillah
Alhamdulillah...