Terapi SQ (Sirrul Qolby) atau Terapi Rahasia Hati adalah sebuah tekhik terapi untuk memberikan solusi alternatif bagi penyembuhan sakit dan penyakit dengan menggunakan Getaran Suci dari Hati Nurani yang telah diterangi oleh cahaya sifat-sifatNya.
Mengapa disebut dengan Terapi..?
Karena sifat terapi berbeda dengan pengobatan, terapi perlu pendekatan yang lebih holistik, menyeluruh, dan terus menerus sehingga kesembuhan dicapai secara sempurna. Menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan langsung dari akar masalah, dan meReset Quantum Diri agar kembali Fitrah.
Mengapa Hati...?
Hati adalah segumpal daging yang berbentuk bundar memanjang, terletak di tepi kiri dada. Di dalamnya terdapat lubang-lubang yang terisi darah hitam. Hati merupakan sumber dan tambang nyawa. Hati adalah sesuatu yang halus, yang berasal dari alam ketuhanan. Hati adalah tempat untuk merasa, mengetahui, mengenal segala hal, diberi beban, disiksa, dicaci, dan sebagainya.
"Ketahuilah bahwa dalam jasad ini ada segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik, maka akan menjadi baik semuanya, dan apabila segumpal daging itu jelek, maka akan jeleklah semuanya, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah QOLBU." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Cahaya bagi alam semesta, adalah cahaya Allah yang menerangi hati para hamba yang mengetahui kebenaran, dan menghiasi batin hamba yang saleh dan taat. Oleh karena itu, hati hamba yang telah mendapat sinar Ilahiyah, tidak pernah redup dan selamanya akan bersinar, seperti matahari menyinari rembulan yang menyinarkan cahaya sepanjang malam. Cahaya itu memberi ketenangan dan keteduhan di hati. Cahaya dari Allah yang menyelusup masuk ke dalam hati insan melebihi sejuknya sinar rembulan, memantulkan penawar ke dalam jiwa manusia sehingga bertambah akrablah sang hamba dengan Al Khaliq.
Cahaya Allah yang berupa sifat-sifat Allah yang suci dan mulia bersinar di dalam hati sanubari manusia, memperteguh keyakinan sehingga si hamba mendapat kesejukan dan kenikmatan dalam jiwanya. Merasakan kesejukan dan kelezatan iman dalam jiwa akan menumbuhkan ketenangan yang sangat diperlukan oleh jiwa yang resah gelisah. Jiwa akan menjadi sakinah dan mutmainnah setelah mendapat sinar yang menerangi hidup manusia lahir dan batin. Ketenangan jiwa yang mendapat sinar dari Allah Swt. akan memberi kekuatan, keteguhan dalam mempertahankan hidup suci dalam ketaatan, serta memperkokoh (istiqamah) mempertahankan keimanan clan keyakinan.
Para pakar di bidang Fisika Quantum telah menyimpulkan bahwa hati itu seperti magnit, hati selalu menarik segalanya sesuai dengan apa yang dirasakan di hati, dan daya tarik magnit ini kekuatannya ribuan kali dibanding otak, karenanya Barang siapa yang trampil mengelola vibrasi hatinya dia akan mendapatkan segala kemudahan dan nikmatnya hidup, dan dia akan mengenal siapa jati dirinya dan barang siapa yang mengenal jati dirinya dia mengenal sang pencipta dan dia sadar bahwa Tuhan selalu membimbing dan berkomunikasi dengan manusia melalui hatinya setiap saat asalkan dia mendengarkan suara dari dalam hatinya.
Hati adalah tempat terjadinya getaran yang bersumber dari kehendak jiwa. Hati manusia merupakan tempat terjadinya resonansi. Apakah resonansi? Secara sederhana resonansi adalah ‘penularan’ getaran (gema) kepada benda lain. Artinya, jika kita menggetarkan suatu benda, lantas ada benda lain yang ikut bergetar, maka dapat dikatakan benda lain tersebut terkena resonansi yaitu ‘tertular’ getaran alias frekuensi.
Contohlah sebuah gitar akustik, yang memiliki tabung resonansi dan lubangnya menghadap ke arah deretan senarnya. Jika senar itu digetarkan dengan cara dipetik, maka udara di dalam ruang resonansinya akan ikut bergetar. Inilah yang menyebabkan suara senar gitar itu terdengar keras dan merdu. Namun apa yang terjadi jika lubang gitar tersebut disumpal dengan kain? Maka dapat dipastikan tidak akan terjadi resonansi di dalam gitar itu dan suara gitarpun terdengar sangat pelan bahkan sumbang.
Hati atau jantung manusia bagaikan sebuah tabung resonansi gitar. Setiap kita berbuat sesuatu, baik pada taraf berpikir maupun berbuat, selalu terjadi getaran di hati kita. Getaran tersebut bisa kasar, bisa juga lembut. Dapat bergetar karena bahagia, karena rindu maupun karena marah atau bersedih.
Hanya melalui "hati manusialah" keseimbangan sejati antara Tuhan dan kosmos bisa dicapai.
Al Qur'an menggunakan istilah qalb (hati) 132 kali, makna dasar kata itu ialah membalik, kembali, pergi maju-mundur, berubah, naik-turun. Diambil dari latar belakangnya hati mempunyai sifat yang selalu berubah, sebab hati adalah lokus dari kebaikan dan kejahatan, kebenaran dan kesalahan.
Hati adalah tempat dimana Tuhan mengungkapkan diri-Nya sendiri kepada manusia. Kehadiran-Nya terasa di dalam hati, dan wahyu maupun ilham diturunkan kedalam hati para Nabi maupun wali-Nya.
Mungkin kita hampir lupa bahwa peribadatan selalu menuntut pemurnian hati (keikhlasan), sehingga akan menghasilkan sesuatu yang haq serta dampak iman secara langsung.
Iman yang pernah diikrarkan oleh kaum Arab Badwi dihadapan Rasulullah bukan kategori iman yang sebenarnya, sehingga seketika itu Allah menurunkan wahyu untuk memperingatkan kepada mereka (Arab Badwi) :
"Orang-orang Badwi itu berkata : "kami telah beriman". Katakanlah (kepada mereka) "Kamu belum beriman", tetapi katakanlah "kami telah tunduk", karena iman itu belum masuk kedalam hatimu" (QS 49:14) .
Iman yang benar mempunyai ciri tersendiri dan diakui oleh Al Qur'an. Ia tertegun dan terharu tatkala nama Allah disebut ... dan bahkan ia terdorong ingin meluapkan kegembiraan dan kerinduannya dengan menjerit seraya bersujud dan menangis. Bergetar hatinya dan bertambahlah imannya. Ia begitu kokoh dan mantap dalam setiap langkahnya karena keIhsanan bersama dengan Allah yang selalu menjaga. Ia akan selalu berbisik ke dalam lubuk hatinya tatkala menghadapi persoalan dan kesulitan di dunia, karena disitulah Allah meletakkan ilham sebagai pegangan untuk menentukan sikap. Sehingga kaum beriman akan selalu terjaga dalam hidayah dan bimbingan Allah Swt.
Firman Allah Swt :
Allah berfirman :
Firman Allah :
"Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan-Nya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya. Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu dan merugilah orang yang mengotorinya" (QS 91:7-10)
Ayat di atas memberikan pengertian atas pentingnya membersihkan jiwa, sehingga apabila hal ini terjadi, maka Allah-lah yang akan membimbing ketaqwaan, keimanan, serta ketulusan. Namun sebaliknya Allah akan menistakan manusia yang melalaikan akan Allah serta mengotori hatinya dengan mengirim musuh Allah sebagai penasehat dan menuntunnya ke jalan kesesatan.
Kemudian apa langkah selanjutnya, serta bagaimana terapi untuk mengembalikan hati yang sudah terlanjur karam dilumpur nista ?
Namun ada yang yang tidak "MATI", yaitu diri sejati yang selalu melihat keadaan hati kita yang sakit. Ialah "Bashirah" (QS 75:14), ia tidak pernah bersekongkol dengan syetan, ia yang mengetahui kebohongan hati, kejahatan, dan ia selalu mengikuti fitrah Allah, ia jujur, tawadhu', khusyu', kasih sayang dan adil ( lihat tafsir sofwatut tafasir, oleh prof. Ali Assobuni).
Kita harus cepat mendengarkan suara Dia yang selalu mengajak ke arah kebajikan, Ia sangat dekat dengan Allah, Ia sangat patuh, Ia penuh iman, Ia berbicara menurut kata Allah (ilham), dan kedudukannya sangat tinggi di atas syetan dan jin sehingga mereka tidak bisa menembus untuk menggodanya (QS 37:8). Anda bisa merasakannya sekarang ... tatkala anda berbohong, Ia berkata lirih ... kenapa kamu berbohong ... Ia tidak tidur tatkala kita tidur ... Ia melihat tatkala kita bermimpi dikejar anjing ... Ia melihat ketika jin menggoda dan syetan menyesatkan, namun hati tidak kuasa mengikuti kata bashirah yang oleh Allah digelari "RUH-KU". Maka beruntunglah orang yang membersihkan jiwanya dan celakalah orang yang mengotorinya (QS 91:9-10)
Dalam kehidupan ini, kita pasti menghadapi satu masalah. Sekarang, tergantung kita bagaimana menyikapi masalah tersebut. Besar atau kecilnya suatu masalah sangat tergantung sudut pandang kita terhadap masalah tersebut. Namun, untuk orang dalam keadaan tertentu, sulit untuk mengelola dirinya. Dia akan menganggap bahwa semua persoalan adalah selalu besar dan rumit. Dia tidak dapat melihat suatu peluang di sana. Dia sangat responsif, tidak dapat mengelola dirinya dalam menghadapi masalah. Akibatnya, lama kelamaan hal ini akan menimbulkan hambatan-hambatan mental yang akhirnya dapat mengganggu aktivitasnya sehari-hari, seperti; tidak percaya diri, cemas, takut berlebihan tegang, stress, depresi dan sebagainya.
Apakah kita akan terus terjebak dalam keadaan seperti ini? Apakah kita membiarkan diri kita tersiksa dalam menjalani hidup ini?
Untuk itu, segera temukan kebahagiaan sejati yang selama ini Anda cari !!!
Radar Semesta
Hati itu radar yang ajaib, ia akan memberi sinyal positif dan negatif, baik dan buruk. Apabila kita berbuat tidak baik atau dosa, apa yang kita rasakan ??? Kegelisahan, cemas, tertekan dan berdebar-debar kan ???
Bersyukurlah jika demikian. Berarti hati kita belum mati, sehingga kita lebih waspada dan berhati-hati. Sinyal itu hadir dengan tujuan agar kita segera kembali pada Allah ketika kita berbuat dosa. Ingatlah karena Allah selalu memperhatikan dan tidak pernah meninggalkan kita. Allahu Akbar.
Perasaan-perasaan kita adalah suatu mekanisme umpan balik bagi kita mengenai apakah kita sedang berada di jalan yang benar atau tidak, apakah kita sedang berada di dalam jalur atau di luar jalur.
Ingatlah bahwa pikiran-pikiran Anda adalah penyebab utama dari segala sesuatu. Jadi, ketika Anda memikirkan sebuah pikiran secara terus-menerus, pikiran tersebut segera dikirim ke Semesta. Pikiran itu secara magnetis akan merekatkan diri ke frekuensi serupa, dan kemudian dalam hitungan detik mengirim nilai frekuensi itu kembali ke Anda melalui perasaan-perasaan Anda. Dengan kata lain, perasaan-perasaan Anda adalah komunikasi yang dikirim kembali ke Anda oleh Semesta, yang memberitahu frekuensi di mana Anda saat ini berada. Perasaan Anda adalah mekanisme umpan balik frekuensi Anda!
Ketika Anda merasakan perasaan-perasaan yang baik, perasaan itu adalah pantulan komunikasi dari Semesta yang mengatakan, “Anda sedang memikirkan pikiran-pikiran yang baik”. Begitu pula ketika Anda merasa buruk, Anda menerima pantulan komunikasi dari Semesta yang mengatakan, “Anda sedang memikirkan pikiran-pikiran yang buruk.”
Jadi, ketika Anda merasa buruk, ini adalah komunikasi dari Semesta yang berkata,
“Peringatan! Ubah pikiran sekarang juga. Tercatat frekuensi negatif. Ubah frekuensi. Mulai menghitung mundur untuk perwujudan. Peringatan!”
Lain kali, ketika Anda merasa buruk atau merasakan emosi negatif, dengarkan sinyal yang Anda terima dari Semesta. Pada saat itu juga Anda akan menghalangi kebaikan mendekati Anda karena Anda sedang berada di suatu frekuensi negatif. Ubahlah pikiran Anda dan pikirkan sesuatu yang baik. Ketika perasaan-perasaan yang baik mulai datang, Anda akan mengetahuinya karena Anda sudah memindahkan diri ke suatu frekuensi yang baru, dan Semesta telah mengukuhkannya dengan perasaan yang lebih baik.
Ketika suatu permasalahan muncul, maka secara otomatis radar emosi atau fungsi otak limbik, otak emosional atau amydala akan merespon, tetapi respon itu seringkali tidak terkendali. Respon bisa bersifat positif atau bisa juga bersifat negatif. Tujuan dari pengendalian diri adalah menjaga agar posisi emosi selalu dalam posisi nol, atau pada posisi stabil. Hukum yang berlaku disini adalah rumus “aksi min reaksi”. Artinya, apabila rangsangan luar memberi energi +3, maka radar hati akan memberi respon (tanggapan) sebesar -3. Begitu juga sebaliknya, apabila ada tekanan (tarikan) sebesar -3, maka radar hati akan menanggapi sebesar +3. Tujuan mekanisme ini, agar radar emosi selalu tetap berada pada posisi netral, sehingga IQ dan SQ bisa bekerja secara optimal. Nol adalah lambing sebuah keadaan yang seimbang atau sebagai unsur keseimbangan.
SQ bekerja normal ketika emosi pada amygdale berada dalam pada posisi netral atau nol, ketika emosi berada pada posisi stabil (netral) atau nol, maka God Spot akan bekerja dengan baik. Jadi, ketika rangsangan terjadi, kita harus bekerja untuk membantu radar emosi agar tetap stabil suhunya. Karena pada umumnya, apabila ada rangsangan luar yang sebenarnya hanya -1, seringkali energi yang kita berikan tidak +1, dan besaran angkanya berlebihan (missal +10). Akibatnya, kelebihan energi -9. Kelebihan energi inilah yang kemudian merembet pada amygdale, sehingga menimbulkan kemarahan. Kemudian jika amygdale di tambah -9 lagi sehingga menjadi -18, maka energi negatif sebesar -18 ini langsung mendominasi dan membelenggu God Spot. Maka “sang minus 18” inilah yang kemudian memonopoli untuk mengambil alih komando. Ia, “si energi negatif ini”, memerintah otak untuk bertindak dengan tindakan yang negatif. Inilah mekanisme setan dalam keprofesionalannya bekerja mengganggu dan merusak spiritual manusia, agar senantiasa bertindak negatif dan membuat kerusakan di muka bumi, dengan cara yang paling efektif yaitu dengan “membutakan hati”.
Untuk mengatasi rangsangan agar kita senantiasa pada posisi normal, maka kita perlu mengidentifikasi jenis-jenis rangsangan emosi kita sekaligus obat penawarnya.
Ketika Tuhan akan menyimpan sebuah rahasia untuk manusia, para Malaikat mengusulkan untuk menyimpannya di puncak gunung, di dasar laut, atau di manapun yang sulit dijangkau. Namun, Tuhan berkata tidak. Akhirnya ditentukan, bahwa tempat yang rahasia paling rahasia adalah di : Hati. Di sekeping daging merah inilah manusia menyimpan rahasia ruang dan waktu sepenggal hidupnya.
Manusia bisa tersenyum di saat hatinya terluka.
Menangis di saat hati sedang berbunga.
Orang yang berkelana diberi kata hati-hati.
Orang yang tidak pernah mau mendengar diberi nama manusia yang berhati batu. Manusia yang degil adalah manusia yang tak punya hati.
Sedang yang paling beruntung adalah manusia yang mempunyai kebersihan hati dan kebeningan ini terpancar hingga ke aura wajah yang meneduhkan, di mana manusia lain merasa damai kala di dekatnya, di mana orang-orang dapat mengingat Tuhan dengan melihat wajahnya.
Pernahkah pada sebuah keheningan malam, kita mencoba menyelam ke dasar hati, menyelam sedalam-dalamnya? Apakah kita menemukan sesuatu yang mirip dengan duri atau menemukan ada sebuah penjara di sana?
Terkadang kita terluka oleh sebuah perlakuan orang yang membuat kita jatuh. Dan kita membiarkan sakit hati ini terus bersemayam, di mana kita tidak merasa nyaman setiap kali kita bertemu dengan orang tersebut. Ketika setiap kali orang itu tertawa dan gembira, kita malah merasa iri dan berharap semoga dia segera mendapatkan hal yang buruk. Dan ketika hal itu benar-benar terjadi, kita malah mensyukurinya. Ya, akuilah dengan jujur, kita pernah merasakan dan ini sangat manusiawi. Ibarat perang dingin, inilah yang disebut sebagai dendam terselubung.
Memang waktu akan menyembuhkan, tapi berapa lama?
Ada pemuda mencintai seorang gadis. Ia benar-benar serius dengan perasaan ini. Ketika ia mengutarakan, ternyata telah ada pemuda yang telah mendahuluinya. Dan akhirnya ia membiarkan gadis itu dipinang oleh pemuda lain. Apakah urusan ini selesai? Sayang, ternyata tidak. Si pemuda masih menyimpan cinta pada wanita yang kini telah menjadi istri orang lain. Malah ia berharap, si wanita segera menjadi janda agar ia bisa memilikinya. Ini sering terjadi. Dan inilah yang dinamakan sebuah penjara. Bila harapan si pemuda tidak terjadi, mungkin waktu juga yang akan menyembuhkan. Tapi, sampai berapa lama?
Di saat kita jatuh atau terluka karena orang lain, terkadang susah bagi kita untuk mendamaikan hati. Jika pikiran kita bisa menerima dengan hitung-hitungan akal, maka hati tidak bisa dikalkulasi. Si lemah hati akan membiarkan hatinya terus terpuruk. Si gelap hati akan mendendam rasa dan tidak pernah memaafkan…
Sedang yang beruntung adalah ketika ia diberi cobaan, ia ridho, ikhlas, dan ia segera berusaha untuk sabar dan merelakan segala sesuatu yang memang tidak seharusnya menjadi miliknya. Lebih jauh, ia tetap masih bisa mensyukuri, bahwa apapun yang tidak berpihak kepadanya adalah jalan yang terbaik saat itu. Karena boleh jadi, apa yang menurut kita baik ternyata buruk, dan sebaliknya. Yang Maha Merencanakan mengetahui, sedang kita tidak.
Hati adalah kita yang memilikinya. Ia ada di dalam dada ini dan di dalam hati ini jua nurani kita tersimpan.
Namun, kita sering melakukan perbuatan yang kita sendiri tahu itu salah. Kita ingkari nurani.
Hari ini kita senang terhadap sesuatu, boleh jadi esok kita akan sangat menyesal karena kemarin kenapa kita menyukainya.
Maha Besar Tuhan yang berkuasa membolak-balikkan hati kita.
~Dikutip dari buku 'Ayat-Ayat Kebijaksanaan', karya Ibnu Haitam~
Nabi shollallahu 'alaih wa sallam bersabda: "Penghulu Istighfar (Sayyidul Istighfar) ialah kamu berkata: "Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta kholaqtanii wa ana 'abduka wa ana 'alaa 'ahdika wawa'dika mastatho'tu a'uudzubika min syarri maa shona'tu abuu-u laka bini'matika 'alaiyya wa abuu-u bidzanbii faghfirlii fa innahuu laa yaghfirudz-dzunuuba illaa anta"
(artinya : Ya Allah, Engkau adalah Rabbku. Tiada ilah selain Engkau. Engkau telah menciptakan aku, dan aku adalah hambaMu dan aku selalu berusaha menepati ikrar dan janjiku kepadaMu dengan segenap kekuatan yang aku miliki. Aku berlindung kepadaMu dari keburukan perbuatanku. Aku mengakui betapa besar nikmat-nikmatMu yang tercurah kepadaku; dan aku tahu dan sadar betapa banyak dosa yang telah aku lakukan. Karenanya, ampunilah aku. Tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau).
"Barangsiapa yang membaca doa ini di sore hari dan dia betul-betul meyakini ucapannya, lalu dia meninggal dunia pada malam harinya, maka dia termasuk penghuni surga. Barangsiapayang membaca doa ini di pagi hari dan dia betul-betul meyakini ucapannya, lalu dia meninggal dunia pada siang harinya, maka dia termasuk penghuni surga." (HR Bukhari)
Urutan Istighfar Cahaya Hati :
Mengapa disebut dengan Terapi..?
Karena sifat terapi berbeda dengan pengobatan, terapi perlu pendekatan yang lebih holistik, menyeluruh, dan terus menerus sehingga kesembuhan dicapai secara sempurna. Menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan langsung dari akar masalah, dan meReset Quantum Diri agar kembali Fitrah.
Mengapa Hati...?
Hati adalah segumpal daging yang berbentuk bundar memanjang, terletak di tepi kiri dada. Di dalamnya terdapat lubang-lubang yang terisi darah hitam. Hati merupakan sumber dan tambang nyawa. Hati adalah sesuatu yang halus, yang berasal dari alam ketuhanan. Hati adalah tempat untuk merasa, mengetahui, mengenal segala hal, diberi beban, disiksa, dicaci, dan sebagainya.
"Ketahuilah bahwa dalam jasad ini ada segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik, maka akan menjadi baik semuanya, dan apabila segumpal daging itu jelek, maka akan jeleklah semuanya, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah QOLBU." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
“Allah Ta’ala menerangi alam dengan cahaya makhluk-Nya, dan menerangi hati manusia dengan cahaya sifat-sifat-Nya. Oleh karena itu, cahaya alam bisa terbenam, akan tetapi cahaya hati dan kegaiban hati tidak bisa terbenam. Seperti kata penyair, “Sesungguhnya matahari terbenam di waktu malam, sedangkan matahari hati tidak pernah terbenam. “
Cahaya bagi alam semesta, adalah cahaya Allah yang menerangi hati para hamba yang mengetahui kebenaran, dan menghiasi batin hamba yang saleh dan taat. Oleh karena itu, hati hamba yang telah mendapat sinar Ilahiyah, tidak pernah redup dan selamanya akan bersinar, seperti matahari menyinari rembulan yang menyinarkan cahaya sepanjang malam. Cahaya itu memberi ketenangan dan keteduhan di hati. Cahaya dari Allah yang menyelusup masuk ke dalam hati insan melebihi sejuknya sinar rembulan, memantulkan penawar ke dalam jiwa manusia sehingga bertambah akrablah sang hamba dengan Al Khaliq.
Cahaya Allah yang berupa sifat-sifat Allah yang suci dan mulia bersinar di dalam hati sanubari manusia, memperteguh keyakinan sehingga si hamba mendapat kesejukan dan kenikmatan dalam jiwanya. Merasakan kesejukan dan kelezatan iman dalam jiwa akan menumbuhkan ketenangan yang sangat diperlukan oleh jiwa yang resah gelisah. Jiwa akan menjadi sakinah dan mutmainnah setelah mendapat sinar yang menerangi hidup manusia lahir dan batin. Ketenangan jiwa yang mendapat sinar dari Allah Swt. akan memberi kekuatan, keteguhan dalam mempertahankan hidup suci dalam ketaatan, serta memperkokoh (istiqamah) mempertahankan keimanan clan keyakinan.
Para pakar di bidang Fisika Quantum telah menyimpulkan bahwa hati itu seperti magnit, hati selalu menarik segalanya sesuai dengan apa yang dirasakan di hati, dan daya tarik magnit ini kekuatannya ribuan kali dibanding otak, karenanya Barang siapa yang trampil mengelola vibrasi hatinya dia akan mendapatkan segala kemudahan dan nikmatnya hidup, dan dia akan mengenal siapa jati dirinya dan barang siapa yang mengenal jati dirinya dia mengenal sang pencipta dan dia sadar bahwa Tuhan selalu membimbing dan berkomunikasi dengan manusia melalui hatinya setiap saat asalkan dia mendengarkan suara dari dalam hatinya.
Hati adalah tempat terjadinya getaran yang bersumber dari kehendak jiwa. Hati manusia merupakan tempat terjadinya resonansi. Apakah resonansi? Secara sederhana resonansi adalah ‘penularan’ getaran (gema) kepada benda lain. Artinya, jika kita menggetarkan suatu benda, lantas ada benda lain yang ikut bergetar, maka dapat dikatakan benda lain tersebut terkena resonansi yaitu ‘tertular’ getaran alias frekuensi.
Contohlah sebuah gitar akustik, yang memiliki tabung resonansi dan lubangnya menghadap ke arah deretan senarnya. Jika senar itu digetarkan dengan cara dipetik, maka udara di dalam ruang resonansinya akan ikut bergetar. Inilah yang menyebabkan suara senar gitar itu terdengar keras dan merdu. Namun apa yang terjadi jika lubang gitar tersebut disumpal dengan kain? Maka dapat dipastikan tidak akan terjadi resonansi di dalam gitar itu dan suara gitarpun terdengar sangat pelan bahkan sumbang.
Hati atau jantung manusia bagaikan sebuah tabung resonansi gitar. Setiap kita berbuat sesuatu, baik pada taraf berpikir maupun berbuat, selalu terjadi getaran di hati kita. Getaran tersebut bisa kasar, bisa juga lembut. Dapat bergetar karena bahagia, karena rindu maupun karena marah atau bersedih.
"Tidak dapat memuat dzat-Ku bumi dan langit-Ku, kecuali "Hati" hamba-Ku yang mukmin, lunak dan tenang (HR Abu Dawud ).
Hanya melalui "hati manusialah" keseimbangan sejati antara Tuhan dan kosmos bisa dicapai.
Al Qur'an menggunakan istilah qalb (hati) 132 kali, makna dasar kata itu ialah membalik, kembali, pergi maju-mundur, berubah, naik-turun. Diambil dari latar belakangnya hati mempunyai sifat yang selalu berubah, sebab hati adalah lokus dari kebaikan dan kejahatan, kebenaran dan kesalahan.
Hati adalah tempat dimana Tuhan mengungkapkan diri-Nya sendiri kepada manusia. Kehadiran-Nya terasa di dalam hati, dan wahyu maupun ilham diturunkan kedalam hati para Nabi maupun wali-Nya.
- "Ketahuilah bahwa Tuhan membuat batasan antara manusia dan hatinya, dan bahwa kepada-Nya lah kamu sekalian akan dikumpulkan" (QS 8:24)
- "(Jibril) menurunkan wahyu ke dalam hati nuranimu dengan izin Tuhan, membenarkan wahyu sebelumnya, menjadi petunjuk dan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman" (QS 2:97)
- "Apakah mereka tidak pernah bepergian di muka bumi ini supaya hatinya tersentak memikirkan kemusnahan itu, atau mengiang di telinganya untuk didengarkan ? sebenarnya yang buta bukan mata , melainkan " hati" yang ada di dalam dada." (QS 22:46)
- "memang hati mereka telah kami tutup hingga mereka tidak dapat memahaminya, begitu pula liang telinganya telah tersumbat" (QS 18:57 )
- "Apakah mereka tidak merenungkan isi Al Qur'an? atau adakah hati mereka yang terkunci?" (QS 47:24)
- "Janganlah kamu turutkan orang yang hatinya telah Kami alpakan dari mengingat Kami (dzikir), orang yang hanya mengikuti hawa nafsunya saja, dan keadaan orang itu sudah keterlaluan" (QS 18:28)
- "Sesungguhnya telah Kami sediakan untuk penghuni neraka dari golongan jin dan manusia; mereka mempunyai hati, tetapi tidak menggunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah, mereka mempunyai mata, tetapi tidak dipergunakan untuk melihat, mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakan untuk mendengar. Mereka itu seperti binatang ternak , bahkan lebih sesat lagi. Mereka adalah orang-orang yang alpa (tidak berdzikir) " (QS 7:17 )
Mungkin kita hampir lupa bahwa peribadatan selalu menuntut pemurnian hati (keikhlasan), sehingga akan menghasilkan sesuatu yang haq serta dampak iman secara langsung.
Iman yang pernah diikrarkan oleh kaum Arab Badwi dihadapan Rasulullah bukan kategori iman yang sebenarnya, sehingga seketika itu Allah menurunkan wahyu untuk memperingatkan kepada mereka (Arab Badwi) :
"Orang-orang Badwi itu berkata : "kami telah beriman". Katakanlah (kepada mereka) "Kamu belum beriman", tetapi katakanlah "kami telah tunduk", karena iman itu belum masuk kedalam hatimu" (QS 49:14) .
Iman yang benar mempunyai ciri tersendiri dan diakui oleh Al Qur'an. Ia tertegun dan terharu tatkala nama Allah disebut ... dan bahkan ia terdorong ingin meluapkan kegembiraan dan kerinduannya dengan menjerit seraya bersujud dan menangis. Bergetar hatinya dan bertambahlah imannya. Ia begitu kokoh dan mantap dalam setiap langkahnya karena keIhsanan bersama dengan Allah yang selalu menjaga. Ia akan selalu berbisik ke dalam lubuk hatinya tatkala menghadapi persoalan dan kesulitan di dunia, karena disitulah Allah meletakkan ilham sebagai pegangan untuk menentukan sikap. Sehingga kaum beriman akan selalu terjaga dalam hidayah dan bimbingan Allah Swt.
Firman Allah Swt :
- "Suatu musibah tidak akan menimpa seseorang kecuali atas izin Allah. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, tentu Dia akan menunjuki "hatinya". Dan Tuhan Maha Mengetahui segala-galanya" (QS 64:11)
- "Keimanan telah ditetapkan Allah ke dalam "hatinya" serta dikokohkan pula Ruh dari diri-Nya" (QS 58:22)
- "Dan Kami tunjang pula mereka dengan petunjuk, dan Kami teguhkan hati mereka" (QS 18:13-14)
- "Dialah yang telah menurunkan ketentraman di dalam hati orang-orang yang beriman supaya bertambah keimanannya disamping keimanan yang telah ada" (QS 48:4)
Allah berfirman :
- "Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Allah Yang Maha Pemurah, Kami adakan baginya syetan (yang menyesatkan) maka syetan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertai" (QS 43:36)
- "Hai orang- orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan, maka sesungguhnya syetan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya niscaya tidak seorangpun dari kamu sekalian bersih ( dari perbuatan keji dan mungkar ) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS 24:21)
Firman Allah :
"Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan-Nya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya. Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu dan merugilah orang yang mengotorinya" (QS 91:7-10)
Ayat di atas memberikan pengertian atas pentingnya membersihkan jiwa, sehingga apabila hal ini terjadi, maka Allah-lah yang akan membimbing ketaqwaan, keimanan, serta ketulusan. Namun sebaliknya Allah akan menistakan manusia yang melalaikan akan Allah serta mengotori hatinya dengan mengirim musuh Allah sebagai penasehat dan menuntunnya ke jalan kesesatan.
Kemudian apa langkah selanjutnya, serta bagaimana terapi untuk mengembalikan hati yang sudah terlanjur karam dilumpur nista ?
- Pertama, kita sudah memahami bahwa penyebab utama dari ketidakmampuan berbuat baik dan kesulitan menjaga dari perbuatan keji dan mungkar serta tidak didengarnya setiap doa, adalah "tertutupnya mata hati dari NUR ILAHI ".
- Kedua, konsentrasikan masalah mengurus hati dulu, jangan mempersoalkan hal yang lain, karena "hati" sedang menderita sakit kronis. Kita harus perhatikan dengan sungguh-sungguh, dan memasrahkan diri kepada Sang Pembuka Hati ... Dialah yang menutup hati kita, membutakan, mentulikan, dan mengunci mati dan tidak memberikan kefahaman atas ayat-ayat Allah yang turun ke dalam hati.
Namun ada yang yang tidak "MATI", yaitu diri sejati yang selalu melihat keadaan hati kita yang sakit. Ialah "Bashirah" (QS 75:14), ia tidak pernah bersekongkol dengan syetan, ia yang mengetahui kebohongan hati, kejahatan, dan ia selalu mengikuti fitrah Allah, ia jujur, tawadhu', khusyu', kasih sayang dan adil ( lihat tafsir sofwatut tafasir, oleh prof. Ali Assobuni).
Kita harus cepat mendengarkan suara Dia yang selalu mengajak ke arah kebajikan, Ia sangat dekat dengan Allah, Ia sangat patuh, Ia penuh iman, Ia berbicara menurut kata Allah (ilham), dan kedudukannya sangat tinggi di atas syetan dan jin sehingga mereka tidak bisa menembus untuk menggodanya (QS 37:8). Anda bisa merasakannya sekarang ... tatkala anda berbohong, Ia berkata lirih ... kenapa kamu berbohong ... Ia tidak tidur tatkala kita tidur ... Ia melihat tatkala kita bermimpi dikejar anjing ... Ia melihat ketika jin menggoda dan syetan menyesatkan, namun hati tidak kuasa mengikuti kata bashirah yang oleh Allah digelari "RUH-KU". Maka beruntunglah orang yang membersihkan jiwanya dan celakalah orang yang mengotorinya (QS 91:9-10)
Dalam kehidupan ini, kita pasti menghadapi satu masalah. Sekarang, tergantung kita bagaimana menyikapi masalah tersebut. Besar atau kecilnya suatu masalah sangat tergantung sudut pandang kita terhadap masalah tersebut. Namun, untuk orang dalam keadaan tertentu, sulit untuk mengelola dirinya. Dia akan menganggap bahwa semua persoalan adalah selalu besar dan rumit. Dia tidak dapat melihat suatu peluang di sana. Dia sangat responsif, tidak dapat mengelola dirinya dalam menghadapi masalah. Akibatnya, lama kelamaan hal ini akan menimbulkan hambatan-hambatan mental yang akhirnya dapat mengganggu aktivitasnya sehari-hari, seperti; tidak percaya diri, cemas, takut berlebihan tegang, stress, depresi dan sebagainya.
Apakah kita akan terus terjebak dalam keadaan seperti ini? Apakah kita membiarkan diri kita tersiksa dalam menjalani hidup ini?
Untuk itu, segera temukan kebahagiaan sejati yang selama ini Anda cari !!!
Ikutilah Training Terapi Sirrul Qolby Q~Formation
SENI MENGOLAH VIBRASI HATI MENUJU TRANSFORMASI DIRI
INFO JADWAL PELATIHAN KLIK DI SINI...
Radar Semesta
Hati itu radar yang ajaib, ia akan memberi sinyal positif dan negatif, baik dan buruk. Apabila kita berbuat tidak baik atau dosa, apa yang kita rasakan ??? Kegelisahan, cemas, tertekan dan berdebar-debar kan ???
Bersyukurlah jika demikian. Berarti hati kita belum mati, sehingga kita lebih waspada dan berhati-hati. Sinyal itu hadir dengan tujuan agar kita segera kembali pada Allah ketika kita berbuat dosa. Ingatlah karena Allah selalu memperhatikan dan tidak pernah meninggalkan kita. Allahu Akbar.
Perasaan-perasaan kita adalah suatu mekanisme umpan balik bagi kita mengenai apakah kita sedang berada di jalan yang benar atau tidak, apakah kita sedang berada di dalam jalur atau di luar jalur.
Ingatlah bahwa pikiran-pikiran Anda adalah penyebab utama dari segala sesuatu. Jadi, ketika Anda memikirkan sebuah pikiran secara terus-menerus, pikiran tersebut segera dikirim ke Semesta. Pikiran itu secara magnetis akan merekatkan diri ke frekuensi serupa, dan kemudian dalam hitungan detik mengirim nilai frekuensi itu kembali ke Anda melalui perasaan-perasaan Anda. Dengan kata lain, perasaan-perasaan Anda adalah komunikasi yang dikirim kembali ke Anda oleh Semesta, yang memberitahu frekuensi di mana Anda saat ini berada. Perasaan Anda adalah mekanisme umpan balik frekuensi Anda!
Ketika Anda merasakan perasaan-perasaan yang baik, perasaan itu adalah pantulan komunikasi dari Semesta yang mengatakan, “Anda sedang memikirkan pikiran-pikiran yang baik”. Begitu pula ketika Anda merasa buruk, Anda menerima pantulan komunikasi dari Semesta yang mengatakan, “Anda sedang memikirkan pikiran-pikiran yang buruk.”
Jadi, ketika Anda merasa buruk, ini adalah komunikasi dari Semesta yang berkata,
“Peringatan! Ubah pikiran sekarang juga. Tercatat frekuensi negatif. Ubah frekuensi. Mulai menghitung mundur untuk perwujudan. Peringatan!”
Lain kali, ketika Anda merasa buruk atau merasakan emosi negatif, dengarkan sinyal yang Anda terima dari Semesta. Pada saat itu juga Anda akan menghalangi kebaikan mendekati Anda karena Anda sedang berada di suatu frekuensi negatif. Ubahlah pikiran Anda dan pikirkan sesuatu yang baik. Ketika perasaan-perasaan yang baik mulai datang, Anda akan mengetahuinya karena Anda sudah memindahkan diri ke suatu frekuensi yang baru, dan Semesta telah mengukuhkannya dengan perasaan yang lebih baik.
Ketika suatu permasalahan muncul, maka secara otomatis radar emosi atau fungsi otak limbik, otak emosional atau amydala akan merespon, tetapi respon itu seringkali tidak terkendali. Respon bisa bersifat positif atau bisa juga bersifat negatif. Tujuan dari pengendalian diri adalah menjaga agar posisi emosi selalu dalam posisi nol, atau pada posisi stabil. Hukum yang berlaku disini adalah rumus “aksi min reaksi”. Artinya, apabila rangsangan luar memberi energi +3, maka radar hati akan memberi respon (tanggapan) sebesar -3. Begitu juga sebaliknya, apabila ada tekanan (tarikan) sebesar -3, maka radar hati akan menanggapi sebesar +3. Tujuan mekanisme ini, agar radar emosi selalu tetap berada pada posisi netral, sehingga IQ dan SQ bisa bekerja secara optimal. Nol adalah lambing sebuah keadaan yang seimbang atau sebagai unsur keseimbangan.
SQ bekerja normal ketika emosi pada amygdale berada dalam pada posisi netral atau nol, ketika emosi berada pada posisi stabil (netral) atau nol, maka God Spot akan bekerja dengan baik. Jadi, ketika rangsangan terjadi, kita harus bekerja untuk membantu radar emosi agar tetap stabil suhunya. Karena pada umumnya, apabila ada rangsangan luar yang sebenarnya hanya -1, seringkali energi yang kita berikan tidak +1, dan besaran angkanya berlebihan (missal +10). Akibatnya, kelebihan energi -9. Kelebihan energi inilah yang kemudian merembet pada amygdale, sehingga menimbulkan kemarahan. Kemudian jika amygdale di tambah -9 lagi sehingga menjadi -18, maka energi negatif sebesar -18 ini langsung mendominasi dan membelenggu God Spot. Maka “sang minus 18” inilah yang kemudian memonopoli untuk mengambil alih komando. Ia, “si energi negatif ini”, memerintah otak untuk bertindak dengan tindakan yang negatif. Inilah mekanisme setan dalam keprofesionalannya bekerja mengganggu dan merusak spiritual manusia, agar senantiasa bertindak negatif dan membuat kerusakan di muka bumi, dengan cara yang paling efektif yaitu dengan “membutakan hati”.
Untuk mengatasi rangsangan agar kita senantiasa pada posisi normal, maka kita perlu mengidentifikasi jenis-jenis rangsangan emosi kita sekaligus obat penawarnya.
Inilah 6 Tablet Ampuh Pengubah Frekwensi Hati & Fikiran kembali ke Frekwensi Ilahi,
antara lain :
- Marah, ucapkanlah Istigfhar, Astagfirullah.
- Kehilangan dan sedih, ucapkan Innalillahi wa inna ilaihi raa’jiuun.
- Bahagia, ucapkan Alhamdulillah.
- Kagum, ucapkan subhanallah.
- Takut, ucapkan Allahu Akbar.
Ketika Tuhan akan menyimpan sebuah rahasia untuk manusia, para Malaikat mengusulkan untuk menyimpannya di puncak gunung, di dasar laut, atau di manapun yang sulit dijangkau. Namun, Tuhan berkata tidak. Akhirnya ditentukan, bahwa tempat yang rahasia paling rahasia adalah di : Hati. Di sekeping daging merah inilah manusia menyimpan rahasia ruang dan waktu sepenggal hidupnya.
Manusia bisa tersenyum di saat hatinya terluka.
Menangis di saat hati sedang berbunga.
Orang yang berkelana diberi kata hati-hati.
Orang yang tidak pernah mau mendengar diberi nama manusia yang berhati batu. Manusia yang degil adalah manusia yang tak punya hati.
Sedang yang paling beruntung adalah manusia yang mempunyai kebersihan hati dan kebeningan ini terpancar hingga ke aura wajah yang meneduhkan, di mana manusia lain merasa damai kala di dekatnya, di mana orang-orang dapat mengingat Tuhan dengan melihat wajahnya.
Pernahkah pada sebuah keheningan malam, kita mencoba menyelam ke dasar hati, menyelam sedalam-dalamnya? Apakah kita menemukan sesuatu yang mirip dengan duri atau menemukan ada sebuah penjara di sana?
Terkadang kita terluka oleh sebuah perlakuan orang yang membuat kita jatuh. Dan kita membiarkan sakit hati ini terus bersemayam, di mana kita tidak merasa nyaman setiap kali kita bertemu dengan orang tersebut. Ketika setiap kali orang itu tertawa dan gembira, kita malah merasa iri dan berharap semoga dia segera mendapatkan hal yang buruk. Dan ketika hal itu benar-benar terjadi, kita malah mensyukurinya. Ya, akuilah dengan jujur, kita pernah merasakan dan ini sangat manusiawi. Ibarat perang dingin, inilah yang disebut sebagai dendam terselubung.
Memang waktu akan menyembuhkan, tapi berapa lama?
Ada pemuda mencintai seorang gadis. Ia benar-benar serius dengan perasaan ini. Ketika ia mengutarakan, ternyata telah ada pemuda yang telah mendahuluinya. Dan akhirnya ia membiarkan gadis itu dipinang oleh pemuda lain. Apakah urusan ini selesai? Sayang, ternyata tidak. Si pemuda masih menyimpan cinta pada wanita yang kini telah menjadi istri orang lain. Malah ia berharap, si wanita segera menjadi janda agar ia bisa memilikinya. Ini sering terjadi. Dan inilah yang dinamakan sebuah penjara. Bila harapan si pemuda tidak terjadi, mungkin waktu juga yang akan menyembuhkan. Tapi, sampai berapa lama?
Di saat kita jatuh atau terluka karena orang lain, terkadang susah bagi kita untuk mendamaikan hati. Jika pikiran kita bisa menerima dengan hitung-hitungan akal, maka hati tidak bisa dikalkulasi. Si lemah hati akan membiarkan hatinya terus terpuruk. Si gelap hati akan mendendam rasa dan tidak pernah memaafkan…
Sedang yang beruntung adalah ketika ia diberi cobaan, ia ridho, ikhlas, dan ia segera berusaha untuk sabar dan merelakan segala sesuatu yang memang tidak seharusnya menjadi miliknya. Lebih jauh, ia tetap masih bisa mensyukuri, bahwa apapun yang tidak berpihak kepadanya adalah jalan yang terbaik saat itu. Karena boleh jadi, apa yang menurut kita baik ternyata buruk, dan sebaliknya. Yang Maha Merencanakan mengetahui, sedang kita tidak.
Hati adalah kita yang memilikinya. Ia ada di dalam dada ini dan di dalam hati ini jua nurani kita tersimpan.
Namun, kita sering melakukan perbuatan yang kita sendiri tahu itu salah. Kita ingkari nurani.
Hari ini kita senang terhadap sesuatu, boleh jadi esok kita akan sangat menyesal karena kemarin kenapa kita menyukainya.
Maha Besar Tuhan yang berkuasa membolak-balikkan hati kita.
~Dikutip dari buku 'Ayat-Ayat Kebijaksanaan', karya Ibnu Haitam~
Dzikir Istighfar Cahaya Hati
Nabi shollallahu 'alaih wa sallam bersabda: "Penghulu Istighfar (Sayyidul Istighfar) ialah kamu berkata: "Allahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta kholaqtanii wa ana 'abduka wa ana 'alaa 'ahdika wawa'dika mastatho'tu a'uudzubika min syarri maa shona'tu abuu-u laka bini'matika 'alaiyya wa abuu-u bidzanbii faghfirlii fa innahuu laa yaghfirudz-dzunuuba illaa anta"
(artinya : Ya Allah, Engkau adalah Rabbku. Tiada ilah selain Engkau. Engkau telah menciptakan aku, dan aku adalah hambaMu dan aku selalu berusaha menepati ikrar dan janjiku kepadaMu dengan segenap kekuatan yang aku miliki. Aku berlindung kepadaMu dari keburukan perbuatanku. Aku mengakui betapa besar nikmat-nikmatMu yang tercurah kepadaku; dan aku tahu dan sadar betapa banyak dosa yang telah aku lakukan. Karenanya, ampunilah aku. Tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau).
"Barangsiapa yang membaca doa ini di sore hari dan dia betul-betul meyakini ucapannya, lalu dia meninggal dunia pada malam harinya, maka dia termasuk penghuni surga. Barangsiapayang membaca doa ini di pagi hari dan dia betul-betul meyakini ucapannya, lalu dia meninggal dunia pada siang harinya, maka dia termasuk penghuni surga." (HR Bukhari)
Urutan Istighfar Cahaya Hati :
- Membaca “Astaghfirullaahal ‘azhiim wa atuubu ilaiih” (aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung dan kepadaNyalah aku akan kembali) 33x
- Membaca Dzikir Istighfar Asmaul Husna “Allahumma Innaka Antal Ghofuurur Rohiim, Ghofuurun Haliim, Ghofuurun Syakuur, ‘Aziizun Ghofuur, ‘Afuwwun Ghofuur, ‘Afuwwun Qodiir, Tawwaabun Hakiim, Tawwaabur Rohiim, Rohmaanur Rohiim” 10x
- Membaca Sayyidul Istighfar (Mulai dari “Allahumma Anta Robbii ....s.d. ... Fa innaahuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa Anta”) 10x
- Membaca “Astaghfiruka wa atuubu ilaiik” (aku mohon ampun padaMu dan kepadaMulah aku akan kembali) 10x
- Membaca “Hasbunallaahu wani’mal wakiil, ni’mal maula wani’man nashiir” (Cukup Allah bagiku sebagai pelindung dan penolong, dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung dan Penolong) 10 x
- Membaca “Laa haula wa laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiim” (Tidak ada daya upaya dan kekuatan kecuali atas izin/pertolongan Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung)” 10 x
Labels:
PELATIHAN
Thanks for reading Terapi SQ (Sirrul Qolby). Please share...!
0 Comment for "Terapi SQ (Sirrul Qolby)"