Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...,
Secara dimensial ruang dan waktu, kita sebenarnya sudah ‘dekat’ dengan Allah. Bahkan berada didalam DzatNya. Demikian pula dalam dimensi materi dan energi, kita juga sudah ‘diliputiNya’. Yang masih variable adalah dimensi ‘informasi’. Inilah yang menyebabkan kita merasa jauh atau dekat dengan Allah.
Ketika kita tidak tahu informasi tentang Allah, maka kita merasa tidak ada Allah. Ketika kita tidak menguasai informasi tentang Dia kita juga tidak merasa begitu kenal denganNya, padahal Dia jelas-jelas ada dan dekat dengan kita. Kebanyakan kita tidak menghiraukan tanda-tanda keberadaanNya.
QS. Yusuf (12): 105 “Dan banyak sekali tanda-tanda (keberadaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka lalui, tetapi mereka tidak menghiraukannya”.
Itulah kunci persoalannya. Allah sudah sangat dekat dengan kita, tetapi kita tidak tahu atau tidak menghiraukan karena kebodohan, atau kesombongan. Maka, islam sangat mengecam kebodohan dan kesombongan. Karena itulah yang menjauhkan kita dari dimensi informasi. Dan kemudian menjauhkan kita dari Allah.
Maka sebaliknya, seorang manusia bisa mendekatkan diri kepada Allah, disebabkan ia menguasai dimensi informasi itu. Ia orang yang terbuka terhadap berbagai macam informasi yang bakal membawanya mendekat kepada Allah.
Karena itu, Alqur’an adalah informasi. Ia adalah kitab petunjuk. Manusia yang mencari informasi dari dalamnya disebut sebagai orang yang mendapatkan petunjuk untuk mendekat kepada Allah. Sedangkan orang yang tidak menguasai informasi dari Alqur’an adalah termasuk orang yang tidak memperoleh petunjuk. Ia akan jauh dari Allah.
QS. Al Baqarah (2): 185 “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Alqur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)”.
Sedangkan Allah sendiri berfirman bahwa Dia memang sudah selalu dekat dengan makhlukNya. Bahkan siap mengabulkan permohonan siapa saja yang berdo’a kepadaNya.
QS. Al Baqarah (2): 186 “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tetntang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
Dan bukan hanya Allah yang dekat dengan kita, malaikatpun juga dekat. Semua yang berada di dimensi tinggi, disekeliling Arsy memang sangat dekat secara ruang dan waktu.
QS. Qaaf (50): 41 “Dan dengarkanlah pada hari penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat.
Jadi, dalam kondisi masih hidup pun sebenarnya kita dekat dengan Allah. Tinggal bagaimana menyerap informasi yang memberikan kesadaran bahwa Allah sudah sangat dekat dengan kita.
Dalam prakteknya, itu berkaitan dengan “EGO” kita, maka kita semakin universal. Yang ada hanya “EGO” Allah, maka semakin dekatlah kita kepadaNya. Sifat-sifat universal keilahian akan muncul dalam jiwa kita.
Maka betapa bahagianya orang-orang yang bisa mendekatkan diri kepadaNya. Berada disekeliling Arsy Allah. Sebagaimana para malaikat yang terus bertasbih disekelilingnya.
Ruang, waktu, materi, energi dan informasi telah berada di sekelilingnya. Meliputinya. Maka, dialah orang miskin yang paling kaya raya. Dialah rakyat jelata yang paling berkuasa. Dia pula orang bodoh, yang paling berilmu. Dan dialah orang jujur yang paling banyak mengetahui rahasia……….
Segala kontradiksi telah lenyap di dalam dirinya yang ada cuma keselarasan. Harmoni. Kejujuran. Rendah hati. Kasih dan sayang.
QS. Maryam (19): 96 “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal soleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.
Yaa... Allah.., Ajari aku ilmuMu..., Rahmati, Ridhoi serta cahayai setiap gerakku..., Khusukkan ibadahku... dan ampunilah disetiap salahku...
SALAM PENYEJUK JIWA....
by. Mualimin Ali
Secara dimensial ruang dan waktu, kita sebenarnya sudah ‘dekat’ dengan Allah. Bahkan berada didalam DzatNya. Demikian pula dalam dimensi materi dan energi, kita juga sudah ‘diliputiNya’. Yang masih variable adalah dimensi ‘informasi’. Inilah yang menyebabkan kita merasa jauh atau dekat dengan Allah.
Ketika kita tidak tahu informasi tentang Allah, maka kita merasa tidak ada Allah. Ketika kita tidak menguasai informasi tentang Dia kita juga tidak merasa begitu kenal denganNya, padahal Dia jelas-jelas ada dan dekat dengan kita. Kebanyakan kita tidak menghiraukan tanda-tanda keberadaanNya.
QS. Yusuf (12): 105 “Dan banyak sekali tanda-tanda (keberadaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka lalui, tetapi mereka tidak menghiraukannya”.
Itulah kunci persoalannya. Allah sudah sangat dekat dengan kita, tetapi kita tidak tahu atau tidak menghiraukan karena kebodohan, atau kesombongan. Maka, islam sangat mengecam kebodohan dan kesombongan. Karena itulah yang menjauhkan kita dari dimensi informasi. Dan kemudian menjauhkan kita dari Allah.
Maka sebaliknya, seorang manusia bisa mendekatkan diri kepada Allah, disebabkan ia menguasai dimensi informasi itu. Ia orang yang terbuka terhadap berbagai macam informasi yang bakal membawanya mendekat kepada Allah.
Karena itu, Alqur’an adalah informasi. Ia adalah kitab petunjuk. Manusia yang mencari informasi dari dalamnya disebut sebagai orang yang mendapatkan petunjuk untuk mendekat kepada Allah. Sedangkan orang yang tidak menguasai informasi dari Alqur’an adalah termasuk orang yang tidak memperoleh petunjuk. Ia akan jauh dari Allah.
QS. Al Baqarah (2): 185 “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Alqur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)”.
Sedangkan Allah sendiri berfirman bahwa Dia memang sudah selalu dekat dengan makhlukNya. Bahkan siap mengabulkan permohonan siapa saja yang berdo’a kepadaNya.
QS. Al Baqarah (2): 186 “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tetntang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
Dan bukan hanya Allah yang dekat dengan kita, malaikatpun juga dekat. Semua yang berada di dimensi tinggi, disekeliling Arsy memang sangat dekat secara ruang dan waktu.
QS. Qaaf (50): 41 “Dan dengarkanlah pada hari penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat.
Jadi, dalam kondisi masih hidup pun sebenarnya kita dekat dengan Allah. Tinggal bagaimana menyerap informasi yang memberikan kesadaran bahwa Allah sudah sangat dekat dengan kita.
Dalam prakteknya, itu berkaitan dengan “EGO” kita, maka kita semakin universal. Yang ada hanya “EGO” Allah, maka semakin dekatlah kita kepadaNya. Sifat-sifat universal keilahian akan muncul dalam jiwa kita.
Maka betapa bahagianya orang-orang yang bisa mendekatkan diri kepadaNya. Berada disekeliling Arsy Allah. Sebagaimana para malaikat yang terus bertasbih disekelilingnya.
Ruang, waktu, materi, energi dan informasi telah berada di sekelilingnya. Meliputinya. Maka, dialah orang miskin yang paling kaya raya. Dialah rakyat jelata yang paling berkuasa. Dia pula orang bodoh, yang paling berilmu. Dan dialah orang jujur yang paling banyak mengetahui rahasia……….
Segala kontradiksi telah lenyap di dalam dirinya yang ada cuma keselarasan. Harmoni. Kejujuran. Rendah hati. Kasih dan sayang.
QS. Maryam (19): 96 “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal soleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.
Yaa... Allah.., Ajari aku ilmuMu..., Rahmati, Ridhoi serta cahayai setiap gerakku..., Khusukkan ibadahku... dan ampunilah disetiap salahku...
SALAM PENYEJUK JIWA....
by. Mualimin Ali
Labels:
QUANTUM
Thanks for reading Quantum Information. Please share...!
0 Comment for "Quantum Information"