Renungan Diri :
hmm...
Betapa sering kita membicarakan Tuhan, tetapi betapa jarang kita berbicara dengan Tuhan....
Betapa sering kita juga hanya berbicara satu arah dengan Tuhan, menyampaikan segala permohonan serta berkeluh kesah dan mengadukan permasalahan hidup kita padaNya...
Tetapi betapa jarang kita mau mendengar suaraNya, yg setiap detik senantiasa menuntun dan membimbing kita.
Betapa sering kita membaca Firman Tuhan yg ada di dalam Kitab Suci, tetapi betapa jarang kita membaca Kitab Suci yang ada di dalam hati...
Ya Allah...
“Aku memohon ampun atas segala dosaku kepadamu Ya Allah Yang Maha Agung.
Ya Tuhan Kami, kami terlanjur berbuat aniaya terhadap diri kami sendiri, jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak mengasihi kami, pastillah kami ini tergolong orang yang rugi.
Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami, serta wafatkanlah kami bersama orang-orang yang baik. Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang yang zhalim.
Ya Allah, ampunilah dosaku semuanya, baik yang halus maupun yang kasar, yang terdahulu dan yang kemudian, yang nyata dan yang tersembunyi.
Ya Allah, aku telah menganiaya diriku sendiri dengan aniaya yang banyak lagi besar, padahal tak ada yang dapat mengampuni dosaku selain Engkau, karena itu ampunilah segala dosaku dengan ampunan dari hadirat-Mu dan kasihanilah aku.
Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
JAWABAN ALLAH DALAM AL-QURAN
Ketika kita mengeluh : “Ah mana mungkin.....”
Allah menjawab : “Jika AKU menghendaki, cukup Ku berkata “Jadi”, maka jadilah (QS. Yasin ; 82)
Ketika kita mengeluh : “Capek banget gw....”
Allah menjawab : “...dan KAMI jadikan tidurmu untuk istirahat.” (QS.An-Naba :9)
Ketika kita mengeluh : “Berat banget yah, gak sanggup rasanya...”
Allah menjawab : “AKU tidak membebani seseorang, melainkan sesuai kesanggupan.” (QS. Al-Baqarah : 286)
Ketika kita mengeluh : “Stressss nih...Panik...”
Allah menjawab : “Hanya dengan mengingatku hati akan menjadi tenang”. (QS. Ar-Ro’d :28)
Ketika kita mengeluh : “Yaaaahh... ini mah semua bakal sia-sia..”
Allah menjawab :”Siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji dzarah sekalipun, niscaya ia akan melihat balasannya”. (QS. Al-Zalzalah :7)
Ketika kita mengeluh : “Gile aje..gw sendirian..gak ada seorangpun yang mau bantuin...”
Allah menjawab : “Berdoalah (mintalah) kepadaKU, niscaya Aku kabulkan untukmu”. (QS. Al-Mukmin :60
Ketika kita mengeluh : “ Duh..sedih banget deh gw...”
Allah menjawab : “La Tahzan, Innallaha Ma’ana. Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita (QS At-Thaubah :40)
Ketika kita dgn sadar bahwa semuanya adalah kehendakNya, pasrah dan menyerahkan semua urusan kpd Allah..
Allah menjawab di Surga dg ucapan Salam : "Salamun 'alaikum bima shabartum". Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu." ( QS. Ar Ra'd 13:24 )
Artinya: keselamatan atasmu berkat kesabaranmu.
Ajak Diri Berdialog Dengan Allah
Kita semua pasti mempunyai waktu-waktu khusus untuk berdialog dengan Allah. Kita punya kesempatan setiap saat untuk bertemu Allah. Kita ini butuh bercengkrama dengan Allah. Berdialog dengan Allah dapat menentramkan batin. Malang orang yang tak dapat berdialog dengan-Nya.
Semestinya kita tak perlu bersedih dan berduka yang berlebihan menghadapi liku-liku kehidupan. Perubahan pasti terjadi, karena Dialah yang menggariskannya. Allah telah menyediakan waktu-waktu khusus untuk kita bisa berdialog, berdoa, memohon, mengadu, memuji kepada Allah Zat Yang Maha Agung dan Maha Besar. Sehingga tak perlu mengeluh kepada orang terdekat kita. Cukup Allah saja tempat bergantung kita. Hingga dada kita lega menghadapi kesulitan hidup dan langkah kita mantap ringan melangkah menyusuri hidup menggapai rahmat Allah di dunia dan di akhirat nanti.
Saat banyak orang tenggelam nyenyak dalam tidurnya, dia sucikan diri, dia gelar sajadah, kemudian dia tegakkan shalat berdialog dengan-Nya. Di bacanya ayat-ayat-Nya dengan khusyu’ dan khidmat. Terasa begitu dalam kebahagaan, ketenangan, dan kedamaian menyelinap di dasar hati saat berdialog dengan Allah. Bersimbah air mata ketika merenungi kekhilafan diri. Jikalau seseorang membaca al-qur’an sesungguhnya dia telah berdialog dengan Allah. Demikian pula, ketika hamba khusyu’ dalam shalatnya, sejatinya dia telah berdialog dengan Allah. Karena itu, Allah tak akan menerima shalat orang yang lalai dan akan menerima shalat orang yang khusyu’. Seakan-akan dia berhadapan dengan Allah sedang berdialog dengan-Nya.
Sejatinya ada dialog antara kita dengan Allah saat melakukan shalat. Coba kira renungi bagaimana indahnya dialog dalam bacaan surat al-fatihah! Rasulullah bersabda bahwa Allah berfirman: “Aku telah membagi shalat menjadi dua bagian antara Aku dengan hamba-Ku. Dan hamba-Ku mendapatkan apa yang dia minta.” Jika hamba-Ku berkata: “Alhamdulillahi Rabbil Alamiin”, Allah berfirman: “Hamba-Ku telah memuji-Ku.” Jika ia mengatakan: “Ar Rahmanir Rahiim.” Allah berfirman: “Hamba-Ku memuja-Ku.” Jika ia mengatakan: “Maliki yaumiddin.” Allah berfirman: “Hamba-Ku memulyakan-Ku.” Jika ia mengatakan: “Iyya kana’budu wa iyya ka nasta’in.” Allah berfirman: “Inilah bagian-Ku dari hamba-Ku, dan bagi hamba-Kumaka ia akan memperoleh yang ia minta.” Jika is berkata: “Ihdinash shiratal mustaqim, shiratal ladziina a’amta alaihim ghairil maghduubi alaihim wala dhalliin.” Allah berfirman: “Ini bagian untuk hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta.” (Shahih Muslim, Kitabus Shalat).
Kebahagiaan sungguh terasa sekali karena memang benar-benar terjadi dialog antara kita dengan Allah Yang Maha Agung. Tiap ucapan hamba didengar dan dijawab oleh-Nya. Penelusuran terhadap perubahan huruf dan makna kalimat yang kita baca saat shalat menjadi sebab kekhusu’an kita. Insyaallah dengan kekhusyu’an itulah Allah berkenan menerima shalat kita. Dan tidak diterima dari shalat kita, kecuali apa yang kita pahami dari shalat itu. Konsentrasi dan menghadirkan hati saat shalat maupun munajat kepada Allah adalah syarat dikabulkannya permohonan kita. Karena Allah tidak akan menerima orang yang berdoa sedangkan hatinya lalai. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak akan menerima do’a dari hati yang lalai.” (HR. Tirmidzi).
Shalat adalah media yang menghubungkan hamba dengan sang Khaliq. Tubuh ada di bumi, tetapi hati dan pikiran disimpuhkan kehadirat Allah SWT. Zat Yang Maha Mulia, Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Shalat ditegakkan antara jasad dan ruh berdialog langsung dengan-Nya. Orang tidak mendirikan shalat semat-mata dalam rangka menjalankan kewajiban, melainkan orang mendirikan shalat karena hajat dan kebutuhannya kepada Allah. Orang butuh berbicara, munajat, mengadu, menyalurkan isi hati, menyampaikan kesulitan yang dia alami semasa hidup di dunia ini kepada Allah SWT.
Lihatlah bagaiman jawaban Hatim A’sham ketika dia ditanya, “Bagaimana anda bisa khusyu’ dalam shalatmu?” Ia mengatakan: “Aku khusyu’ dalam shalat dengancara aku berdiri lalu bertakbir, lalu berfikir seolah-olah ka’bah ada di hadapanku, bahwa jembatan shirat ada di bawahku kakiku, bahwa surga ada ada di sisi kananku, dan neraka ada di sisi kiriku, bahwa malaikat maut ada di belakangku, bahwa Rasulullah SAW memperhatikan shalatku, dan aku mengira itu adalah shalatku yang terakhir. Lalu aku bertakbir dengan pengagungan kepada Allah. Aku membaca ayat al-qur’an dengan penuh penghayatan. Aku rukuk dan sujud dengan penuh ketundukan, dan aku jadikan dalam shalatku takut kepada Allah dan berharap kepada rahmat-Nya. Hingga aku mengucapkan salam. Lalu aku berkata dalam hati, apakah shalatku ini diterima ya Allah?”. (Muhammad Nursani, h.154).
Tunaikan shalat dengan memperhatikan apa yang kamu baca dan tidak meninggikan suara, karena shalat sejatinya berdialog dengan-Nya. Oleh karena itu, ajak diri selalu berdialog dengan Allah dengan khusyu’ pada setiap kali kita beribadah kepada-Nya. Ini adalah kesempatan yang istimewa dapat bersama Allah SWT. Menyadari akan terjadinya dialog antara kita dengan Allah, menambah kemantapan beribadah dan melahirkan ketentraman batin. Jadikan, hidup yang sekali ini untuk mendapatkan jawaban dari keridhaan-Nya. Teruslah berinteraksi dengan Allah baik dalam beribadah atau beramal shaleh dengan sesama.
hmm...
Betapa sering kita membicarakan Tuhan, tetapi betapa jarang kita berbicara dengan Tuhan....
Betapa sering kita juga hanya berbicara satu arah dengan Tuhan, menyampaikan segala permohonan serta berkeluh kesah dan mengadukan permasalahan hidup kita padaNya...
Tetapi betapa jarang kita mau mendengar suaraNya, yg setiap detik senantiasa menuntun dan membimbing kita.
Betapa sering kita membaca Firman Tuhan yg ada di dalam Kitab Suci, tetapi betapa jarang kita membaca Kitab Suci yang ada di dalam hati...
Ya Allah...
“Aku memohon ampun atas segala dosaku kepadamu Ya Allah Yang Maha Agung.
Ya Tuhan Kami, kami terlanjur berbuat aniaya terhadap diri kami sendiri, jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak mengasihi kami, pastillah kami ini tergolong orang yang rugi.
Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami, serta wafatkanlah kami bersama orang-orang yang baik. Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang yang zhalim.
Ya Allah, ampunilah dosaku semuanya, baik yang halus maupun yang kasar, yang terdahulu dan yang kemudian, yang nyata dan yang tersembunyi.
Ya Allah, aku telah menganiaya diriku sendiri dengan aniaya yang banyak lagi besar, padahal tak ada yang dapat mengampuni dosaku selain Engkau, karena itu ampunilah segala dosaku dengan ampunan dari hadirat-Mu dan kasihanilah aku.
Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
JAWABAN ALLAH DALAM AL-QURAN
Ketika kita mengeluh : “Ah mana mungkin.....”
Allah menjawab : “Jika AKU menghendaki, cukup Ku berkata “Jadi”, maka jadilah (QS. Yasin ; 82)
Ketika kita mengeluh : “Capek banget gw....”
Allah menjawab : “...dan KAMI jadikan tidurmu untuk istirahat.” (QS.An-Naba :9)
Ketika kita mengeluh : “Berat banget yah, gak sanggup rasanya...”
Allah menjawab : “AKU tidak membebani seseorang, melainkan sesuai kesanggupan.” (QS. Al-Baqarah : 286)
Ketika kita mengeluh : “Stressss nih...Panik...”
Allah menjawab : “Hanya dengan mengingatku hati akan menjadi tenang”. (QS. Ar-Ro’d :28)
Ketika kita mengeluh : “Yaaaahh... ini mah semua bakal sia-sia..”
Allah menjawab :”Siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji dzarah sekalipun, niscaya ia akan melihat balasannya”. (QS. Al-Zalzalah :7)
Ketika kita mengeluh : “Gile aje..gw sendirian..gak ada seorangpun yang mau bantuin...”
Allah menjawab : “Berdoalah (mintalah) kepadaKU, niscaya Aku kabulkan untukmu”. (QS. Al-Mukmin :60
Ketika kita mengeluh : “ Duh..sedih banget deh gw...”
Allah menjawab : “La Tahzan, Innallaha Ma’ana. Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita (QS At-Thaubah :40)
Ketika kita dgn sadar bahwa semuanya adalah kehendakNya, pasrah dan menyerahkan semua urusan kpd Allah..
Allah menjawab di Surga dg ucapan Salam : "Salamun 'alaikum bima shabartum". Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu." ( QS. Ar Ra'd 13:24 )
Artinya: keselamatan atasmu berkat kesabaranmu.
Ajak Diri Berdialog Dengan Allah
Kita semua pasti mempunyai waktu-waktu khusus untuk berdialog dengan Allah. Kita punya kesempatan setiap saat untuk bertemu Allah. Kita ini butuh bercengkrama dengan Allah. Berdialog dengan Allah dapat menentramkan batin. Malang orang yang tak dapat berdialog dengan-Nya.
Semestinya kita tak perlu bersedih dan berduka yang berlebihan menghadapi liku-liku kehidupan. Perubahan pasti terjadi, karena Dialah yang menggariskannya. Allah telah menyediakan waktu-waktu khusus untuk kita bisa berdialog, berdoa, memohon, mengadu, memuji kepada Allah Zat Yang Maha Agung dan Maha Besar. Sehingga tak perlu mengeluh kepada orang terdekat kita. Cukup Allah saja tempat bergantung kita. Hingga dada kita lega menghadapi kesulitan hidup dan langkah kita mantap ringan melangkah menyusuri hidup menggapai rahmat Allah di dunia dan di akhirat nanti.
Saat banyak orang tenggelam nyenyak dalam tidurnya, dia sucikan diri, dia gelar sajadah, kemudian dia tegakkan shalat berdialog dengan-Nya. Di bacanya ayat-ayat-Nya dengan khusyu’ dan khidmat. Terasa begitu dalam kebahagaan, ketenangan, dan kedamaian menyelinap di dasar hati saat berdialog dengan Allah. Bersimbah air mata ketika merenungi kekhilafan diri. Jikalau seseorang membaca al-qur’an sesungguhnya dia telah berdialog dengan Allah. Demikian pula, ketika hamba khusyu’ dalam shalatnya, sejatinya dia telah berdialog dengan Allah. Karena itu, Allah tak akan menerima shalat orang yang lalai dan akan menerima shalat orang yang khusyu’. Seakan-akan dia berhadapan dengan Allah sedang berdialog dengan-Nya.
Sejatinya ada dialog antara kita dengan Allah saat melakukan shalat. Coba kira renungi bagaimana indahnya dialog dalam bacaan surat al-fatihah! Rasulullah bersabda bahwa Allah berfirman: “Aku telah membagi shalat menjadi dua bagian antara Aku dengan hamba-Ku. Dan hamba-Ku mendapatkan apa yang dia minta.” Jika hamba-Ku berkata: “Alhamdulillahi Rabbil Alamiin”, Allah berfirman: “Hamba-Ku telah memuji-Ku.” Jika ia mengatakan: “Ar Rahmanir Rahiim.” Allah berfirman: “Hamba-Ku memuja-Ku.” Jika ia mengatakan: “Maliki yaumiddin.” Allah berfirman: “Hamba-Ku memulyakan-Ku.” Jika ia mengatakan: “Iyya kana’budu wa iyya ka nasta’in.” Allah berfirman: “Inilah bagian-Ku dari hamba-Ku, dan bagi hamba-Kumaka ia akan memperoleh yang ia minta.” Jika is berkata: “Ihdinash shiratal mustaqim, shiratal ladziina a’amta alaihim ghairil maghduubi alaihim wala dhalliin.” Allah berfirman: “Ini bagian untuk hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta.” (Shahih Muslim, Kitabus Shalat).
Kebahagiaan sungguh terasa sekali karena memang benar-benar terjadi dialog antara kita dengan Allah Yang Maha Agung. Tiap ucapan hamba didengar dan dijawab oleh-Nya. Penelusuran terhadap perubahan huruf dan makna kalimat yang kita baca saat shalat menjadi sebab kekhusu’an kita. Insyaallah dengan kekhusyu’an itulah Allah berkenan menerima shalat kita. Dan tidak diterima dari shalat kita, kecuali apa yang kita pahami dari shalat itu. Konsentrasi dan menghadirkan hati saat shalat maupun munajat kepada Allah adalah syarat dikabulkannya permohonan kita. Karena Allah tidak akan menerima orang yang berdoa sedangkan hatinya lalai. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak akan menerima do’a dari hati yang lalai.” (HR. Tirmidzi).
Shalat adalah media yang menghubungkan hamba dengan sang Khaliq. Tubuh ada di bumi, tetapi hati dan pikiran disimpuhkan kehadirat Allah SWT. Zat Yang Maha Mulia, Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Shalat ditegakkan antara jasad dan ruh berdialog langsung dengan-Nya. Orang tidak mendirikan shalat semat-mata dalam rangka menjalankan kewajiban, melainkan orang mendirikan shalat karena hajat dan kebutuhannya kepada Allah. Orang butuh berbicara, munajat, mengadu, menyalurkan isi hati, menyampaikan kesulitan yang dia alami semasa hidup di dunia ini kepada Allah SWT.
Lihatlah bagaiman jawaban Hatim A’sham ketika dia ditanya, “Bagaimana anda bisa khusyu’ dalam shalatmu?” Ia mengatakan: “Aku khusyu’ dalam shalat dengancara aku berdiri lalu bertakbir, lalu berfikir seolah-olah ka’bah ada di hadapanku, bahwa jembatan shirat ada di bawahku kakiku, bahwa surga ada ada di sisi kananku, dan neraka ada di sisi kiriku, bahwa malaikat maut ada di belakangku, bahwa Rasulullah SAW memperhatikan shalatku, dan aku mengira itu adalah shalatku yang terakhir. Lalu aku bertakbir dengan pengagungan kepada Allah. Aku membaca ayat al-qur’an dengan penuh penghayatan. Aku rukuk dan sujud dengan penuh ketundukan, dan aku jadikan dalam shalatku takut kepada Allah dan berharap kepada rahmat-Nya. Hingga aku mengucapkan salam. Lalu aku berkata dalam hati, apakah shalatku ini diterima ya Allah?”. (Muhammad Nursani, h.154).
Tunaikan shalat dengan memperhatikan apa yang kamu baca dan tidak meninggikan suara, karena shalat sejatinya berdialog dengan-Nya. Oleh karena itu, ajak diri selalu berdialog dengan Allah dengan khusyu’ pada setiap kali kita beribadah kepada-Nya. Ini adalah kesempatan yang istimewa dapat bersama Allah SWT. Menyadari akan terjadinya dialog antara kita dengan Allah, menambah kemantapan beribadah dan melahirkan ketentraman batin. Jadikan, hidup yang sekali ini untuk mendapatkan jawaban dari keridhaan-Nya. Teruslah berinteraksi dengan Allah baik dalam beribadah atau beramal shaleh dengan sesama.
Labels:
DZIKRULLAH
Thanks for reading Berdialog dengan Tuhan. Please share...!
0 Comment for "Berdialog dengan Tuhan"