Imam Tirmidzi meriwayatkan hadits dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata:
Pada suatu hari saya pernah membonceng di belakang Rasulullah lalu beliau bersabda,
“Wahai anak muda, sesungguhnya aku mengajarkan kepadamu beberapa kalimat. Jagalah Allah, niscaya Ia juga akan menjagamu. Jagalah Allah niscaya engkau akan mendapati- Nya ada di hadapanmu.
Apabila engkau meminta sesuatu, mintalah kepada Allah. Ketahuilah, andaikan saja umat seluruhnya berkumpul untuk memberikan kemanfaatan kepadamu mereka tidak akan bisa memberikan manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan andaikan saja mereka bersatu untuk menimpakannkemudharatan terhadapmu, mereka tidak akan bisa memberikan kemudharatan itu terhadapmu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan lembar catatan telah kering.”
AL HIKAM : HIKMAH 47, Jangan Tinggalkan Dzikir
"Janganlah kamu meninggalkan dzikir karena tidak adanya kehadiranmu kepada Allah, kelalaianmu dari dzikir kepada Allah itu lebih berat dari kelalaianmu dalam atau ketika berdzikir kepada Allah, Mungkin saja Allah akan mengangkatmu dari dzikir (disertai adanya lupa) menuju dzikir yang disertai ingat kepada Allah dan dari dzikir yang disertai ingat kepada Allah menuju dzikir yang disertai hadirnya hati dan dari dzikir yang disertai hadirnya hati menuju dzikir yang disertai hilangnya sesuatu selain Allah SWT. Dan semua itu bukanlah hal yang sulit bagi Allah SWT.
Dari hikmah di atas Ibnu Athaillah menjelaskan bahwa dzikir itu ada 4 tahap :
Orang ingat kepada Allah adalah dalam hati bukan di lisan. Hal ini telah dijelaskan Allah dalam surat Al-A'raf ayat 205 :
Dalam ayat di atas Allah mentaukidi dengan وَلَا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ, jadi kalau kita tidak ingat kepada Allah maka kita termasuk orang yang lupa. Dzikir dengan lisan adalah sebagai wasilah (penghubung) untuk ingat dalam hati. Seperti halnya kita ingin pergi menggunakan sepeda, kita tidak akan sampai pada tujuan kecuali dengan adanya sepeda tersebut.
Dzikir merupakan ibadah yang sangat penting. Dalam hadits yang diriwayatkan Abdullah Ibn Bisr dijelaskan :
ان رجلا قال يا رسول الله ان شرائع الاسلام قد كثرت علي فأخبرني بشيئ اتشبت به قال لا يزال لسانك رطبا من ذكر الله
"Seseorang pernah berkata : Wahai Rasulullah syariat-syariat islam telah banyak maka beritahulah aku tentang suatu amal yang bisa kupegang teguh, Rasulullah bersabda : jangan henti-henti lisanmu untuk selalu basah dari dzikir Allah"
Oleh karena itu Ibnu Athaillah menyuruh kita untuk selalu berdzikir walaupun dengan lisan dan lupa kepada Allah. Kita diperintahkan untuk membaca Al-Qur'an walaupun tidak ingat kepada Allah, karena suatu ketika cahaya Al-Qur'an (نور القران) akan menghilangkan lupa tersebut. Jika lupa tersebut telah hilang maka kita akan paham apa yang kita ucapkan. Walaupun tidak ada kontak (berdzikir tanpa ada rasa takut kepada Allah) tapi kalau kita sudah sampai pada maqam حضور maka kita akan paham dan takut kepada Allah dengan sendirinya. Dan ketika kita telah ingat kepada Allah dengan adanya kontak seperti Rasulullah dan Sahabat maka di mana pun kita berada yang kita ingat hanyalah Allah SWT.
Dzikir adalah amal ibadah yang sangat penting, banyak sekali dalam Al-Qur'an telah dijelaskan tentang urgensi dzikir bagi seorang hamba. Allah telah berfirman dalam surat Al-Imran ayat 190-191 :
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآَيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ (190) الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (191
190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Dalam hadits nabi juga disebutkan :
سبق المفردون قالوا ما المفردون يا رسول الله ؟ قال المستهترون بذكر الله يضع الذكر عنهم اثقالهم فيأتون الله يوم القيامة خفافا (رواه مسلم والترمذي وغيرهما
"Orang-orang yang memencil dari manusia telah mendahului (dalam beribadah), para sahabat bertanya: Siapakah orang yang memencil dari manusia wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab: Yaitu orang-orang yang memperbanyak dan selalu berdzikir kepada Allah, dzikir tersebut menghilangkan dosa-dosanya sehingga mereka datang kepada Allah pada hari kiamat dalam keadaan ringan"
الا انبئكم بخير اعمالكم وازكاها عند مليككم وارفعها في درجاتكم وخير لكم من انفاق الذهب والورق وخير لكم من ان تلقوا عدوكم فتضربوا اعناقهم ويضربوا اعناقكم ؟ قالوا بلى قال : ذكر الله
"Maukah kuberi tahu kalian tentang sebaik-baik dan sebersih-bersih amal kalian dihadapan tuhan, serta lebih tingginya amal dalam mengangkat derajat dan lebih baik dari pada menginfaqkan emas perak serta lebih baik dari pada berperang melawan musuh (kalian memukul leher-leher mereka dan mereka memukul leher-leher kalian). Para sahabat menjawab : ya , Nabi bersabda : Yaitu dzikir kepada Allah"
Hadits di atas menunjukkan bahwa shodaqah ataupun jihad jika tidak disertai dzikir kepada Allah maka tidak ada gunanya. Seperti halnya rumah dan segala isinya dengan kunci rumah tersebut, sudah pasti yang paling bagus adalah rumah dan isinya bukan kunci, namun kita tidak bisa mengambil isi rumah tersebut tanpa menggunakan kuncinya. Amal pun demikian, amal tidak bisa besar pahalanya tanpa disertai dzikir kepada Allah SWT.
Pada suatu hari saya pernah membonceng di belakang Rasulullah lalu beliau bersabda,
“Wahai anak muda, sesungguhnya aku mengajarkan kepadamu beberapa kalimat. Jagalah Allah, niscaya Ia juga akan menjagamu. Jagalah Allah niscaya engkau akan mendapati- Nya ada di hadapanmu.
Apabila engkau meminta sesuatu, mintalah kepada Allah. Ketahuilah, andaikan saja umat seluruhnya berkumpul untuk memberikan kemanfaatan kepadamu mereka tidak akan bisa memberikan manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan andaikan saja mereka bersatu untuk menimpakannkemudharatan terhadapmu, mereka tidak akan bisa memberikan kemudharatan itu terhadapmu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan lembar catatan telah kering.”
AL HIKAM : HIKMAH 47, Jangan Tinggalkan Dzikir
لا تترك الذكر لعدم حضورك مع الله فيه لان غفلتك عن وجود ذكره أشد من غفلتك في وجود ذكره فعسى ان يرفعك من ذكر مع وجود غفلة الى ذكر مع وجود يقظة ومن ذكر مع وجود يقظة الى ذكر مع وجود حضور ومن ذكر مع وجود حضور الى ذكر مع وجود غيبة عما سوى المذكور وما ذلك علي الله بعزيز
"Janganlah kamu meninggalkan dzikir karena tidak adanya kehadiranmu kepada Allah, kelalaianmu dari dzikir kepada Allah itu lebih berat dari kelalaianmu dalam atau ketika berdzikir kepada Allah, Mungkin saja Allah akan mengangkatmu dari dzikir (disertai adanya lupa) menuju dzikir yang disertai ingat kepada Allah dan dari dzikir yang disertai ingat kepada Allah menuju dzikir yang disertai hadirnya hati dan dari dzikir yang disertai hadirnya hati menuju dzikir yang disertai hilangnya sesuatu selain Allah SWT. Dan semua itu bukanlah hal yang sulit bagi Allah SWT.
Dari hikmah di atas Ibnu Athaillah menjelaskan bahwa dzikir itu ada 4 tahap :
- Lisan لسان )
- Ingat dalam hati يقظة)
- Hadirnya Hati حضور)
- Hilangnya sesuatu selain Allah (غيبة عما سوى المذكور )
Orang ingat kepada Allah adalah dalam hati bukan di lisan. Hal ini telah dijelaskan Allah dalam surat Al-A'raf ayat 205 :
وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآَصَالِ وَلَا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ (205)
205. Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.
Dalam ayat di atas Allah mentaukidi dengan وَلَا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ, jadi kalau kita tidak ingat kepada Allah maka kita termasuk orang yang lupa. Dzikir dengan lisan adalah sebagai wasilah (penghubung) untuk ingat dalam hati. Seperti halnya kita ingin pergi menggunakan sepeda, kita tidak akan sampai pada tujuan kecuali dengan adanya sepeda tersebut.
Dzikir merupakan ibadah yang sangat penting. Dalam hadits yang diriwayatkan Abdullah Ibn Bisr dijelaskan :
ان رجلا قال يا رسول الله ان شرائع الاسلام قد كثرت علي فأخبرني بشيئ اتشبت به قال لا يزال لسانك رطبا من ذكر الله
"Seseorang pernah berkata : Wahai Rasulullah syariat-syariat islam telah banyak maka beritahulah aku tentang suatu amal yang bisa kupegang teguh, Rasulullah bersabda : jangan henti-henti lisanmu untuk selalu basah dari dzikir Allah"
Oleh karena itu Ibnu Athaillah menyuruh kita untuk selalu berdzikir walaupun dengan lisan dan lupa kepada Allah. Kita diperintahkan untuk membaca Al-Qur'an walaupun tidak ingat kepada Allah, karena suatu ketika cahaya Al-Qur'an (نور القران) akan menghilangkan lupa tersebut. Jika lupa tersebut telah hilang maka kita akan paham apa yang kita ucapkan. Walaupun tidak ada kontak (berdzikir tanpa ada rasa takut kepada Allah) tapi kalau kita sudah sampai pada maqam حضور maka kita akan paham dan takut kepada Allah dengan sendirinya. Dan ketika kita telah ingat kepada Allah dengan adanya kontak seperti Rasulullah dan Sahabat maka di mana pun kita berada yang kita ingat hanyalah Allah SWT.
كان رسول الله يذكر الله في كل حال
"Rasulullah SAW selalu ingat kepada Allah dalam semua keadaan"
Dzikir adalah amal ibadah yang sangat penting, banyak sekali dalam Al-Qur'an telah dijelaskan tentang urgensi dzikir bagi seorang hamba. Allah telah berfirman dalam surat Al-Imran ayat 190-191 :
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآَيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ (190) الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (191
190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Dalam hadits nabi juga disebutkan :
سبق المفردون قالوا ما المفردون يا رسول الله ؟ قال المستهترون بذكر الله يضع الذكر عنهم اثقالهم فيأتون الله يوم القيامة خفافا (رواه مسلم والترمذي وغيرهما
"Orang-orang yang memencil dari manusia telah mendahului (dalam beribadah), para sahabat bertanya: Siapakah orang yang memencil dari manusia wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab: Yaitu orang-orang yang memperbanyak dan selalu berdzikir kepada Allah, dzikir tersebut menghilangkan dosa-dosanya sehingga mereka datang kepada Allah pada hari kiamat dalam keadaan ringan"
الا انبئكم بخير اعمالكم وازكاها عند مليككم وارفعها في درجاتكم وخير لكم من انفاق الذهب والورق وخير لكم من ان تلقوا عدوكم فتضربوا اعناقهم ويضربوا اعناقكم ؟ قالوا بلى قال : ذكر الله
"Maukah kuberi tahu kalian tentang sebaik-baik dan sebersih-bersih amal kalian dihadapan tuhan, serta lebih tingginya amal dalam mengangkat derajat dan lebih baik dari pada menginfaqkan emas perak serta lebih baik dari pada berperang melawan musuh (kalian memukul leher-leher mereka dan mereka memukul leher-leher kalian). Para sahabat menjawab : ya , Nabi bersabda : Yaitu dzikir kepada Allah"
Hadits di atas menunjukkan bahwa shodaqah ataupun jihad jika tidak disertai dzikir kepada Allah maka tidak ada gunanya. Seperti halnya rumah dan segala isinya dengan kunci rumah tersebut, sudah pasti yang paling bagus adalah rumah dan isinya bukan kunci, namun kita tidak bisa mengambil isi rumah tersebut tanpa menggunakan kuncinya. Amal pun demikian, amal tidak bisa besar pahalanya tanpa disertai dzikir kepada Allah SWT.
Labels:
Zikir
Thanks for reading ZIKIR DAN HADIR. Please share...!
0 Comment for "ZIKIR DAN HADIR"