Al Wadud berasal dari al-wudd, yaitu al-hubb, artinya “Cinta,” maksudnya adalah cinta kepada kaum mukminin atau dicintai oleh mereka.
Al-Baihaqi berkata: “Al-Wadud bagi orang taat kepada-Nya artinya Yang Ridha terhadap mereka dan Memuji amal perbuatan mereka.” Atau seperti makna wudd dalam firman Allah yang artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.” (QS. Maryam: 96)
Dikatakan bahwa Al-Wadud itu ialah Dzat yang banyak berbuat kebaikan kepada orang yang dicintai-Nya dengan perbuatan taat.
Imam Al-Ghazali berkata, bahwasanya kata WadUd itu lebih mendekati makna rahmat, tetapi rahmat menyandarkan kebaikan kepada orang yang dikasihani, sedangkan orang yang dikasihani ialah orang yang membutuhkan dan orang yang kesulitan. Perbuatan Ar-Rahim itu mensyaratkan orang yang dikasihani itu lemah, sedangkan perbuatan Al-Wadud itu tidak demikian. Sebab, rahmat yang diberikan Allah kepada siapa yang dikehenndaki-Nya, termasuk di dalamnya orang mukmin, orang durhaka, orang kuat dan orang lemah. Tetapi kasih sayang-Nya khusus bagi orang-orang mukmin, sebab mereeka adalah orang-orang yang dikasihi oleh Allah dan merekalah orang-orang yang khusus mendapatkan kasih saayang-Nya sebagai tambahan dari rahmat yang telah mereka peroleh.
Sedangkan hamba-hamba Allah yang bersifat kasih itu ialah mereka yang menghendaki untuk orang lain seperti apa ia kehendaki untuk dirinya sendiri. Dan yang lebih tinggi dari itu ialah mereka yang mengutamakan kepentingan orang lain daripada kepentingan dirinya sendiri, seperti perkataan salah seorang dari mereka:
“Aku ingin menjadi sebuah jembatan yang melintasi neraka agar semua makhluk lewat di atasku.”
Ketika Rasulullah saw. mengalami luka-luka dalam peperangan Uhud hingga giginya ada yang patah dan pipinya berdarah, beliau berkata: “Ya Allah, tunjukilah kaumku, sebab mereka tidak mengetahui!”
Perbuatan mereka yang buruk itu tidak menghalangi beliau untuk mendoakan mereka.
Begitu pula seperti yang dikatakan oleh Rasulullah saw. kepada Imam ‘Ali r.a.:
Jika engkau hendak mendahului orang-orang muqarrabin itu, maka hubungilah orang yang memutuskan hubungan denganmu, berilah kepada orang yang tidak memberi kepadamu, dan maafkanlah orang yang telah menganiayamu!
Khasiatnya
Barangsiapa berzikir dengan ism ini seribu kali, niscaya Allah akan mencintainya. Karena itulah para guru tarekat sering menganjurkan murid-muridnya agar berzikir dengan ism ini.
Al-Baihaqi berkata: “Al-Wadud bagi orang taat kepada-Nya artinya Yang Ridha terhadap mereka dan Memuji amal perbuatan mereka.” Atau seperti makna wudd dalam firman Allah yang artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.” (QS. Maryam: 96)
Dikatakan bahwa Al-Wadud itu ialah Dzat yang banyak berbuat kebaikan kepada orang yang dicintai-Nya dengan perbuatan taat.
Imam Al-Ghazali berkata, bahwasanya kata WadUd itu lebih mendekati makna rahmat, tetapi rahmat menyandarkan kebaikan kepada orang yang dikasihani, sedangkan orang yang dikasihani ialah orang yang membutuhkan dan orang yang kesulitan. Perbuatan Ar-Rahim itu mensyaratkan orang yang dikasihani itu lemah, sedangkan perbuatan Al-Wadud itu tidak demikian. Sebab, rahmat yang diberikan Allah kepada siapa yang dikehenndaki-Nya, termasuk di dalamnya orang mukmin, orang durhaka, orang kuat dan orang lemah. Tetapi kasih sayang-Nya khusus bagi orang-orang mukmin, sebab mereeka adalah orang-orang yang dikasihi oleh Allah dan merekalah orang-orang yang khusus mendapatkan kasih saayang-Nya sebagai tambahan dari rahmat yang telah mereka peroleh.
Sedangkan hamba-hamba Allah yang bersifat kasih itu ialah mereka yang menghendaki untuk orang lain seperti apa ia kehendaki untuk dirinya sendiri. Dan yang lebih tinggi dari itu ialah mereka yang mengutamakan kepentingan orang lain daripada kepentingan dirinya sendiri, seperti perkataan salah seorang dari mereka:
“Aku ingin menjadi sebuah jembatan yang melintasi neraka agar semua makhluk lewat di atasku.”
Ketika Rasulullah saw. mengalami luka-luka dalam peperangan Uhud hingga giginya ada yang patah dan pipinya berdarah, beliau berkata: “Ya Allah, tunjukilah kaumku, sebab mereka tidak mengetahui!”
Perbuatan mereka yang buruk itu tidak menghalangi beliau untuk mendoakan mereka.
Begitu pula seperti yang dikatakan oleh Rasulullah saw. kepada Imam ‘Ali r.a.:
Jika engkau hendak mendahului orang-orang muqarrabin itu, maka hubungilah orang yang memutuskan hubungan denganmu, berilah kepada orang yang tidak memberi kepadamu, dan maafkanlah orang yang telah menganiayamu!
Khasiatnya
Barangsiapa berzikir dengan ism ini seribu kali, niscaya Allah akan mencintainya. Karena itulah para guru tarekat sering menganjurkan murid-muridnya agar berzikir dengan ism ini.
Labels:
Power Khasiyat Asmaul Husna
Thanks for reading 48. Al Wadud. Please share...!
0 Comment for "48. Al Wadud"