Ism ini berasal dari kata al-hikmah yang merupakan kesempurnaan ilmu dan kebaikan perbuatan. Atau, pengetahuan tentang sesuatu yang paling utama dengan ilmu yang paling utama. Jika kita telah mengetahui bahwa ilmu Allah itu meliputi dan maha-luas, tidak ada batas dan ujungnya, maka hanya Allah sajalah yang Hakim sebenarnya, sebab Dia mengetahui sesuatu yang paling besar dengan ilmu yang paling banyak. Ilmu-Nya azali (tak ada permulaan), da’im (tak ada penghabisan), tidak bisa lenyap dan tidak ditimpa kerahasiaan dan kesamaran.
Terkadang kepada orang yang bagus buatannya dikatakan: Shana’aha hakim (dibuat oleh ahli). Padahal bantuan yang diperolehnya tidak lain adalah berasal dari Allah jua, yang merupakan Sang Hakim yang sebenarnya.
Barangsiapa mengetahui segala sesuatu dan tidak mengenal Allah SWT, maka dia tidak berhak disebut hakim, sebab dia tidak mengetahui sesuatu yang paling mulia dan paling utama.
Perbandingan hikmah seorang hamba dengan hikmah Allah itu adalah seperti perbandingan ma’rifah-nya terhadap dirinya dengan ma’rifat Allah terhadap Dzat-Nya. Sungguh jauh sekali perbedaan keduanya itu.
Berkaitan dengan hikmah ini, baiklah kami kemukakan beberapa di antaranya:
Pertama, sabda penghulu para Nabi saw.:
Raja dari segala hikmat itu adalah rasa takut kepada Allah.
Kedua:
Orang cerdas ialah mereka yang memperbudak nafsunya dan beramal untuk kehidupan sesudah matinya. Sedangkan orang yang lemah itu ialah mereka yang menurutkan hawa nafiunya dan berangan-angan mendapatkan ampunan Allah.
Ketiga:
Sesuatu yang sedikit tetapi mencukupi itu lebih baik daripada sesuatu yang banyak tetapi melalaikan.
Keempat:
Barangsiapa bangun di pagi hari dalam keadaan sehat badannya, selamat hatinya, mempunyai makanan untuk hari itu, seolah-olah dihaturkan dunia dengan segenap isinya kepadanya.
Kelima:
Jadil.ah orang yang wara’ (yang menjaga diri dari perbuatan tak berguna), maka Anda akan menjadi orang yang paling ‘abid. Dan jadilah orang yang qana’ah (nrimo), niscaya Anda akan menjadi orang yang paling bersyukur.
Keenam:
Rencana itu berkaitan dengan omongan.
Ketujuh:
Di antara bagusnya Islam seseorang itu adalah ditinggallkannya apa-apa yang tak berguna kepada yang berguna.
Kedelapan:
Sifat qana’ah (nrimo) itu adalah harta yang tak habis-habisnya.
Kesembilan:
Sabar itu separuh dari iman, dan yakin itu iman seluruhhnya.
Berakhlak dengan ism ini mengharuskan Anda bertindak sempurna dalam semua amal saleh, yaitu selalu berada dalam keadaan yang diridhai yang asasnya adalah melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Khasiatnya
Barangsiapa membanyakkan dzikir dengan ism ini, niscaaya Allah akan memalingkan darinya apa-apa yang membahayakan dirinya dan akan membukakan baginya pintu hikmah.
Terkadang kepada orang yang bagus buatannya dikatakan: Shana’aha hakim (dibuat oleh ahli). Padahal bantuan yang diperolehnya tidak lain adalah berasal dari Allah jua, yang merupakan Sang Hakim yang sebenarnya.
Barangsiapa mengetahui segala sesuatu dan tidak mengenal Allah SWT, maka dia tidak berhak disebut hakim, sebab dia tidak mengetahui sesuatu yang paling mulia dan paling utama.
Perbandingan hikmah seorang hamba dengan hikmah Allah itu adalah seperti perbandingan ma’rifah-nya terhadap dirinya dengan ma’rifat Allah terhadap Dzat-Nya. Sungguh jauh sekali perbedaan keduanya itu.
Berkaitan dengan hikmah ini, baiklah kami kemukakan beberapa di antaranya:
Pertama, sabda penghulu para Nabi saw.:
Raja dari segala hikmat itu adalah rasa takut kepada Allah.
Kedua:
Orang cerdas ialah mereka yang memperbudak nafsunya dan beramal untuk kehidupan sesudah matinya. Sedangkan orang yang lemah itu ialah mereka yang menurutkan hawa nafiunya dan berangan-angan mendapatkan ampunan Allah.
Ketiga:
Sesuatu yang sedikit tetapi mencukupi itu lebih baik daripada sesuatu yang banyak tetapi melalaikan.
Keempat:
Barangsiapa bangun di pagi hari dalam keadaan sehat badannya, selamat hatinya, mempunyai makanan untuk hari itu, seolah-olah dihaturkan dunia dengan segenap isinya kepadanya.
Kelima:
Jadil.ah orang yang wara’ (yang menjaga diri dari perbuatan tak berguna), maka Anda akan menjadi orang yang paling ‘abid. Dan jadilah orang yang qana’ah (nrimo), niscaya Anda akan menjadi orang yang paling bersyukur.
Keenam:
Rencana itu berkaitan dengan omongan.
Ketujuh:
Di antara bagusnya Islam seseorang itu adalah ditinggallkannya apa-apa yang tak berguna kepada yang berguna.
Kedelapan:
Sifat qana’ah (nrimo) itu adalah harta yang tak habis-habisnya.
Kesembilan:
Sabar itu separuh dari iman, dan yakin itu iman seluruhhnya.
Berakhlak dengan ism ini mengharuskan Anda bertindak sempurna dalam semua amal saleh, yaitu selalu berada dalam keadaan yang diridhai yang asasnya adalah melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Khasiatnya
Barangsiapa membanyakkan dzikir dengan ism ini, niscaaya Allah akan memalingkan darinya apa-apa yang membahayakan dirinya dan akan membukakan baginya pintu hikmah.
Labels:
Power Khasiyat Asmaul Husna
Thanks for reading 47. Al Hakim. Please share...!
0 Comment for "47. Al Hakim"