Al ‘Azhim ialah Dzat yang mencapai tingkatan yang paling puncak dari sifat agung, sehingga tidak bisa dibayangkan oleh akal dan tidak bisa diliput oleh mata batin. Atau, Dialah yang memiliki ketinggian, kemuliaan, dan kekuasaan; yang tidak membutuhkan pembantu dan tidak dibatasi oleh waktu dan tempat. Dia adalah Dzat Yang Mahabesar secara mutlak, lahir dan batin. Dan yang batin lebih berhak dengan sifat keagungan itu sebagaimaana telah disebutkan penjelasannya ketika membicarakan tentang ism Al-Mutakabbir. Karena itulah ia dikaitkan dengan izar (sarung) pada hadis qudsi yang berbunyi:
“Sifat sombong itu adalah selendang-Ku dan sifat agung itu adalah sarung-Ku. Maka barangsiapa mencabut keduanya dari-Ku, niscaya akan Aku perkarakan dan Aku tidak peduli.”
Imam Al-Ghazali berkata: “Ketahuilah, bahwa ism Al-’Azhim itu pada permulaan sifatnya ditujukan kepada tubuh, misalnya dalam kalimat: hadza jismun ‘azhim (“tubuh ini besar”) dan hadza jismun a ‘zham (“tubuh ini lebih besar”). Unta, misalnya, adalah makhluk yang besar, sedangkan gajah makhluk yang lebih besar. Tetapi keduanya merupakan benda yang dapat dilihat. Kalau kita kataakan: ‘Langit dan bumi itu besar, keduanya lebih besar daripada unta dan gajah, dan keduanya tidak dapat diliputi oleh pandangan, namun akal terkadang dapat memahami keadaan keduanya. Adapun Allah SWT tidaklah dibatasi oleh tubuh dan tidak ada sesuatu pun yang lebih besar daripada-Nya, dan Dia tidak bisa diliputi oleh pandangan, dan tidak bisa dipahami dan dibayangkan oleh akal. Dia benar-benar Mahabesar; akal dan pikiran tidak mampu mendapatkan hakikat-Nya. Karena itu, Dia adalah Dzat Yang Mahabesar secara mutlak, yang melampaui batas-batas akal pikiran.”
Beribadat dengan ism ini menuntut seseorang bersikap menghinakan diri dan merasa butuh kepada Allah SWT.
Khasiatnya
Barangsiapa berzikir dengan ism ini sebanyak dua belas kali, niscaya ia akan selamat dari segala sesuatu.
“Sifat sombong itu adalah selendang-Ku dan sifat agung itu adalah sarung-Ku. Maka barangsiapa mencabut keduanya dari-Ku, niscaya akan Aku perkarakan dan Aku tidak peduli.”
Imam Al-Ghazali berkata: “Ketahuilah, bahwa ism Al-’Azhim itu pada permulaan sifatnya ditujukan kepada tubuh, misalnya dalam kalimat: hadza jismun ‘azhim (“tubuh ini besar”) dan hadza jismun a ‘zham (“tubuh ini lebih besar”). Unta, misalnya, adalah makhluk yang besar, sedangkan gajah makhluk yang lebih besar. Tetapi keduanya merupakan benda yang dapat dilihat. Kalau kita kataakan: ‘Langit dan bumi itu besar, keduanya lebih besar daripada unta dan gajah, dan keduanya tidak dapat diliputi oleh pandangan, namun akal terkadang dapat memahami keadaan keduanya. Adapun Allah SWT tidaklah dibatasi oleh tubuh dan tidak ada sesuatu pun yang lebih besar daripada-Nya, dan Dia tidak bisa diliputi oleh pandangan, dan tidak bisa dipahami dan dibayangkan oleh akal. Dia benar-benar Mahabesar; akal dan pikiran tidak mampu mendapatkan hakikat-Nya. Karena itu, Dia adalah Dzat Yang Mahabesar secara mutlak, yang melampaui batas-batas akal pikiran.”
Beribadat dengan ism ini menuntut seseorang bersikap menghinakan diri dan merasa butuh kepada Allah SWT.
Khasiatnya
Barangsiapa berzikir dengan ism ini sebanyak dua belas kali, niscaya ia akan selamat dari segala sesuatu.
Labels:
Power Khasiyat Asmaul Husna
Thanks for reading 34. Al ‘Azhim. Please share...!
0 Comment for "34. Al ‘Azhim"