Assalamu'alaikum wa rohmatullahi wa barokatuh..
MAHARISHI EFEK
Dalam sebuah penelitian pd th 1972, Maharishi Yogi melakukan uji coba di lebih 24 kota di Amerika. Dan dia menemukan bahwa resonansi energi meditasi dpt menurunkan angka kejahatan dan tindak kekerasan di kota tsb. Maharishi Yogi menerangkan bahwa angka kekerasan dan tindak kejahatan akan menurun drastis jika di setiap wilayah (kota) hanya 1% saja dari jumlah penduduknya melakukan sebuah tekhnik khusus meditasi transendental.
Inti dari meditasi adalah untuk menghasilkan rasa tentram dan damai di dalam hati. Maharishi Yogi berpendapat bahwa kedamaian di dalam hati yang dihasilkan oleh penduduk yang melakukan meditasi (yang jumlahnya hanya 1% dari jumlah penduduk tadi), secara otomatis akan dirasakan pula oleh lingkungan di sekitarnya.
Beberapa tahun kemudian, "International Peace Project In The Middle East" melakukan sebuah proyek uji coba yang sama. Hasil yang mengejutkan dari percobaan ini ini kemudian dipublikasikan pada Tahun 1988 dalam "Journal of Conflict Resolution".
Untuk percobaan ini, para peneliti membawa para peserta test pada hari dan jam tertentu ke wilayah peperangan (Lebanon & Israel). Benar saja, hasilnya sungguh sangat mencengangkan. Selama para peserta tes tenggelam dalam meditasi mereka dan menciptakan kedamaian batin, angka kejahatan dan teror menurun drastis. Bahkan angka kecelakaanpun berkurang dan unit-unit gawat darurat di seluruh rumah sakit berkurang kesibukannya. Tapi begitu seluruh peserta tes tadi mengakhiri meditasi mereka. Maka semuanya kembali berlangsung seperti biasa.
Hal yang paling mengagumkan dari penelitian ini adalah ternyata hanya sedikit sekali orang yang dibutuhkan untuk memancarkan Medan Resonansi Perdamaian. Yaitu :
Medan Resonansi Energi Sholat
Tekhnik Meditasi Transendental Islam adalah SHOLAT. Nah, bagaimana dengan Resonansi Energi Sholat berjama'ah kita..? Sudahkah dapat mencegah perbuatan Keji & Munkar dengan radius pengaruh tidak hanya pd diri kita sendiri. Bahkan dapat mengurangi Angka kejahatan & tindak kekerasan di satu kota, negara, hingga dunia...?
Sudahkah sholat kita punya efek itu....? Sudahkah Sholat yang kita lakukan membawa Kedamian hati dan ketentraman batin ke dalam hati kita....?? Yang resonansi kedamaian hati kita itu akhirnya juga dapat terpancar ke lingkungan kita, memberikan nuansa sejuk dan damai ke lingkungan kita....?
Padahal jelas sekali Allah menegaskan dalam firmannya :
Pengertian Fahsya’ dan Mungkar :
"Apa pendapat anda jika ada orang mandi di sungai depan anda sebanyak lima kali sehari ? Apakah masih menempel di badanya itu kotoran ? Jawab para Sahabat, Tidak, tidak ada lagi kotoranya ( bersih betul ). Jawab Nabi, itulah contoh sholat lima waktu. Allah menghapus dosa dan kesalahan-kesalahan hamba-Nya."
Pendapat Para Ulama :
Efek Dzikir yang pertama adalah memberikan ketentraman di hati :
Allah Swt berfirman :
Efek Dzikir Yang Kedua Bagi Dunia bahkan bisa meremajakan kembali bumi dan mencegah kiamat dunia :
Rasulullah bersabda :
Efek Dzikir Yang Ketiga adalah menjadikan Manusia sebagai Stasiun Pemancar Energi Ilahi Yang Aktif Dan Full Power, Rasulullah menyebut seorang ahli dzikir sebagai manusia yang "HIDUP".
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
Sholat adalah Dzikir terbesar :
Allah berfirman :
Sebenarnya hubungan dzikir dengan ketentraman jiwa dapat dianalisis secara ilmiah. Dzikir secara lughawi artinya ingat atau menyebut. Jika diartikan menyebut maka peranan lisan lebih dominan, tetapi jika diartikan ingat, maka kegiatan berpikir dan merasa (kegiatan psikologis) yang lebih dominan. Dari segi ini maka ada dua alur pikir yang dapat diikuti:
1. Manusia memiliki potensi intelektual.
Potensi itu cenderung aktif bekerja mencari jawab atas semua hal yang belum diketahuinya. Salah satu hal yang merangsang berpikir adalah adanya hukum kausalitas di muka bumi ini. Jika seseorang melahirkan suatu penemuan baru, bahwa A disebabkan B, maka berikutnya manusia tertantang untuk mencari apa yang menyebabkan B. Begitulah seterusnya sehingga setiap kebenaran yang di temukan oleh potensi intelektual manusia akan diikuti oleh penyelidikan berikutnya sampai menemukan kebenaran baru yang mengoreksi kebenaran yang lama, dan selanjutnya kebenaran yang lebih baru akan ditemukan mengoreksi kebenaran yang lebih lama.
Sebagai makhluk berfikir manusia tidak pernah merasa puas terhadap 'kebenaran ilmiah' sampai ia menemukan kebenaran perenial melalui jalan supra rasionalnya. Jika orang telah sampai kepada kebenaran ilahiah atau terpandunya pikir dan dzikir, maka ia tidak lagi tergoda untuk mencari kebenaran yang lain, dan ketika jiwa itu menjadi tenang, tidak gelisah dan tidak ada konflik batin. Selama manusia masih memikirkan ciptaan Allah SWT dengan segala hukum-hukumnya, maka hati tidak mungkin tenteram dalam arti tenteram yang sebenarnya, tetapi jika ia telah sampai kepada memikirkan Sang Pencipta dengan segala keagungannya, maka manusia tidak sempat lagi memikirkan yang lain, dan ketika itulah puncak ketenangan dan puncak kebahagiaan tercapai, dan ketika itulah tingkatan jiwa orang tersebut telah mencapai al- nafs al-muthma'innah.
2.Keinginan Manusia Tidak Terbatas
Manusia memiliki kebutuhan dan keinginan yang tidak terbatas, tidak ada habis-habisnya, padahal apa yang dibutuhkan itu tidak pernah benar-benar dapat memuaskan (terbatas). Oleh karena itu selama manusia masih memburu yang terbatas, maka tidak mungkin ia memperoleh ketentraman, karena yang terbatas (duniawi) tidak dapat memuaskan yang tidak terbatas (nafsu dan keinginan). Akan tetapi, jika yang dikejar manusia itu Allah SWT yang tidak terbatas kesempurnaan-Nya, maka dahaganya dapat terpuaskan. Jadi jika orang telah dapat selalu ingat (dzikir) kepada Allah maka jiwanya akan tenteram, karena 'dunia' manusia yang terbatas telah terpuaskan oleh rahmat Allah yang tidak terbatas.
Hanya manusia pada tingkat inilah yang layak menerima panggilan-Nya untuk kembali kepada-Nya dan untuk mencapai tingkat tersebut menurut al-Rozi hanya dimungkinkan bagi orang yang kuat potensinya dalam berpikir ketuhanan atau kuat dalam 'uzlah dan kontemplasi (tafakkur)-nya.
Jadi al-nafs al-muthma'innah adalah nafs yang takut kepada Allah, yakin akan berjumpa dengan-Nya, ridlo terhadap qodlo-Nya, puas terhadap pemberian-Nya, perasaannya tenteram, tidak takut dan sedih karena percaya kepada-Nya, dan emosinya stabil serta kokoh.
KESIMPULAN :
Islam akan tampil sebagai pembawa perdamaian dunia, bila umat islam sudah dapat melaksanakan sholat dengan benar. Sholat tidak akan benar bila umat Islam tidak tahu cara berdzikir yang benar. Dan cara berdzikir yang benar hanya dapat diperoleh di sekolah-sekolah yang mengkhususkan pendidikan mengenai dzikir. Yaitu TAREKAT (THARIQAH).
Sumber & Bahan Acuan :
بسم الله الرحمن الرحم
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (al-Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan fahsya’ dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. "
(QS. 29:45)
(QS. 29:45)
MAHARISHI EFEK
Dalam sebuah penelitian pd th 1972, Maharishi Yogi melakukan uji coba di lebih 24 kota di Amerika. Dan dia menemukan bahwa resonansi energi meditasi dpt menurunkan angka kejahatan dan tindak kekerasan di kota tsb. Maharishi Yogi menerangkan bahwa angka kekerasan dan tindak kejahatan akan menurun drastis jika di setiap wilayah (kota) hanya 1% saja dari jumlah penduduknya melakukan sebuah tekhnik khusus meditasi transendental.
Inti dari meditasi adalah untuk menghasilkan rasa tentram dan damai di dalam hati. Maharishi Yogi berpendapat bahwa kedamaian di dalam hati yang dihasilkan oleh penduduk yang melakukan meditasi (yang jumlahnya hanya 1% dari jumlah penduduk tadi), secara otomatis akan dirasakan pula oleh lingkungan di sekitarnya.
Beberapa tahun kemudian, "International Peace Project In The Middle East" melakukan sebuah proyek uji coba yang sama. Hasil yang mengejutkan dari percobaan ini ini kemudian dipublikasikan pada Tahun 1988 dalam "Journal of Conflict Resolution".
Untuk percobaan ini, para peneliti membawa para peserta test pada hari dan jam tertentu ke wilayah peperangan (Lebanon & Israel). Benar saja, hasilnya sungguh sangat mencengangkan. Selama para peserta tes tenggelam dalam meditasi mereka dan menciptakan kedamaian batin, angka kejahatan dan teror menurun drastis. Bahkan angka kecelakaanpun berkurang dan unit-unit gawat darurat di seluruh rumah sakit berkurang kesibukannya. Tapi begitu seluruh peserta tes tadi mengakhiri meditasi mereka. Maka semuanya kembali berlangsung seperti biasa.
Hal yang paling mengagumkan dari penelitian ini adalah ternyata hanya sedikit sekali orang yang dibutuhkan untuk memancarkan Medan Resonansi Perdamaian. Yaitu :
- Untuk sebuah kota dengan jumlah penduduk 1 juta orang maka hanya dibutuhkan 100 orang utk melakukan meditasi.
- Jumlah keseluruhan penduduk dunia saat ini adalah sekitar 6 milyar. Jadi dibutuhkan hanya sekitar 8000 orang saja untuk menciptakan Aura Perdamaian Dunia.
Medan Resonansi Energi Sholat
Tekhnik Meditasi Transendental Islam adalah SHOLAT. Nah, bagaimana dengan Resonansi Energi Sholat berjama'ah kita..? Sudahkah dapat mencegah perbuatan Keji & Munkar dengan radius pengaruh tidak hanya pd diri kita sendiri. Bahkan dapat mengurangi Angka kejahatan & tindak kekerasan di satu kota, negara, hingga dunia...?
Sudahkah sholat kita punya efek itu....? Sudahkah Sholat yang kita lakukan membawa Kedamian hati dan ketentraman batin ke dalam hati kita....?? Yang resonansi kedamaian hati kita itu akhirnya juga dapat terpancar ke lingkungan kita, memberikan nuansa sejuk dan damai ke lingkungan kita....?
LALU KENAPA WAJAH ISLAM SEKARANG IDENTIK DENGAN TERORISME....???
KATAKANLAH ITU HANYA HASIL PROPAGANDA ORANG KAFIR UNTUK MENJATUHKAN IMAGE ISLAM DI MATA DUNIA. TAPI KENYATAANNYA, KENAPA KEKERASAN ATAS NAMA AGAMA DI ZONA DAMAI MENGAPA MASIH SERING KITA DENGAR.....???
Padahal jelas sekali Allah menegaskan dalam firmannya :
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (al-Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan fahsya’ dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. 29:45)
Pengertian Fahsya’ dan Mungkar :
Di dalam ayat berbunyi إِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ
artinya : Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan fakhsya’ dan mungkar.
- Al-Fahsya’ (الفحشاء ) dalam tafsir DEPAG-RI diartikan dengan perbuatan keji. Arti seperti ini kurang jelas dan tegas. Bila kita buka dalam kamus Al Munawwir, artinya sangat tegas-jelas dan banyak, dari sekian arti tersebut tidak ada yang baik. Al-Fahsya’ adalah suatu sikap/amalan yang buruk, jelek, jorok, cabul, kikir, bakhil, kata-kata kotor, kata yang tidak bisa diterima oleh akal sehat, dan kata fail / pelakunya diartikan zina. naudzubillahi min dzalik. ( Kamus Al Munawwir : hal. 1113)
- Al-Mungkar (الْمُنكَرِ) dalam tafsir DEPAG-RI diartikan sama, yaitu perbuatan mungkar, mohon perhatian, arti seperti ini kurang bisa difahami. Abdullah Ar-Rojihi dalam kitabnya Al Qoulul bayyin Al Adhhar fiddakwah menyebutkan bahwa Munkar adalah setiap amalan / tindakan yang dilarang oleh syariat Islam, tercela di dalamnya yang mencakup seluruh kemaksiatan dan bid’ah, yang semua itu diawali oleh adanya kemusyrikan. Ada lagi yang mengatakan bahwa Munkar adalah kumpulan kejelekan, apa yang diketahui jelek oleh syariat dan akal, kemusyrikan, menyembah patung dan memutus hubungan silaturrahmi.
"Apa pendapat anda jika ada orang mandi di sungai depan anda sebanyak lima kali sehari ? Apakah masih menempel di badanya itu kotoran ? Jawab para Sahabat, Tidak, tidak ada lagi kotoranya ( bersih betul ). Jawab Nabi, itulah contoh sholat lima waktu. Allah menghapus dosa dan kesalahan-kesalahan hamba-Nya."
Pendapat Para Ulama :
- Abul Aliyah berkata : Di dalam sholat itu ada tiga unsur penting, yaitu Ikhlas, khosyah ( takut ) dan dzikrullah ( ingat kepada Allah ). Maka jika tiap sholat tidak ada ketiganya, tidaklah disebut sholat. Karena dengan kandungan ikhlas akan mengajak kepada yang ma’ruf, khosy-yah akan mencegah kepada yang mungkar dan dzikrullah akan mencakup makna mengajak ma’ruf dan mencegah mungkar.
- Ibnu Mas’ud berkata : Tidaklah sholat siapa yang tidak tho’at terhadap sholatnya. Menta’ati sholat adalah mencegah perbuatan fahsya’ dan mungkar.
- Ibnu Umar berkata : kata Nabi : Siapa telah sholat, lalu tidak beramar ma’ruf dan nahi mungkar, sholatnya tadi tidak akan menambah kecuali jauh dari Allah.
- Al Hasan berkata : Hai anak Adam, sholat itu hanyalah mencegah keji dan mungkar, jika sholatmu tidak mencegahmu dari keji dan mungkar, maka sesungguhnya kamu tidak sholat.
- Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Al Hasan dan Al A’masy berkata : siapa yang sholatnya tidak mencegah dari fahsya’ dan mungkar, sholatnya tidak akan menambah kecuali akan jauh dari Allah. ( padahal sholat adalah dalam rangka dekat kepada allah )
- Al Maroghi sangat tegas mengingatkan : Sesungguhnya Allah telah memerintah kita untuk menegakkan sholat, yaitu dengan mendatanginya secara sempurna, yang memberikan hasil setelah sholat itu pelakunya adalah mencegah perbuatan keji dan mungkar, baik mungkar yang nampak maupun yang tersembunyi sebagaimana firman Allah tersebut di atas. Maka jika pengaruh itu tidak ada dalam jiwanya, sesunggunya sholat yang ia lakukan itu hanyalah bentuk gerakan dan ucapan-ucapan yang kosong dari ruh ibadah, yang justru menghilangkan ketinggian dan kesempurnaan arti sholat. Allah telah mengancam terhadap pelaku sholat dengan kecelakaan dan kehinaan. Fawailullilmusholliin, alladziinahum fii sholaatihim saahuun, artinya Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya.
Efek Dzikir yang pertama adalah memberikan ketentraman di hati :
Allah Swt berfirman :
الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." ( Ar Ra'd : 28)
Efek Dzikir Yang Kedua Bagi Dunia bahkan bisa meremajakan kembali bumi dan mencegah kiamat dunia :
Rasulullah bersabda :
لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتىَّ لاَ يُقَالَ فِى اْلاَرْضِ : اَلله ….اَلله
"Hari kiamat tidak akan terjadi sampai di atas bumi ini tidak ada lagi orang yang menyebut Allah,… Allah." (HR. Muslim, Tirmidzi dan Ahmad)
Efek Dzikir Yang Ketiga adalah menjadikan Manusia sebagai Stasiun Pemancar Energi Ilahi Yang Aktif Dan Full Power, Rasulullah menyebut seorang ahli dzikir sebagai manusia yang "HIDUP".
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
مَثَلُ الَّذِيْ يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِيْ لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ
"Permisalan orang yang berdzikir kepada Allah dengan orang yang tidak berdzikir kepada Allah adalah seperti orang yang hidup dan mati." (HR. Al-Bukhariy no.6407 bersama Fathul Bari 11/208 dan Muslim 1/539 no.779)
Sholat adalah Dzikir terbesar :
Allah berfirman :
وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ
"Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain)." (QS. 29:45)
Sebenarnya hubungan dzikir dengan ketentraman jiwa dapat dianalisis secara ilmiah. Dzikir secara lughawi artinya ingat atau menyebut. Jika diartikan menyebut maka peranan lisan lebih dominan, tetapi jika diartikan ingat, maka kegiatan berpikir dan merasa (kegiatan psikologis) yang lebih dominan. Dari segi ini maka ada dua alur pikir yang dapat diikuti:
1. Manusia memiliki potensi intelektual.
Potensi itu cenderung aktif bekerja mencari jawab atas semua hal yang belum diketahuinya. Salah satu hal yang merangsang berpikir adalah adanya hukum kausalitas di muka bumi ini. Jika seseorang melahirkan suatu penemuan baru, bahwa A disebabkan B, maka berikutnya manusia tertantang untuk mencari apa yang menyebabkan B. Begitulah seterusnya sehingga setiap kebenaran yang di temukan oleh potensi intelektual manusia akan diikuti oleh penyelidikan berikutnya sampai menemukan kebenaran baru yang mengoreksi kebenaran yang lama, dan selanjutnya kebenaran yang lebih baru akan ditemukan mengoreksi kebenaran yang lebih lama.
Sebagai makhluk berfikir manusia tidak pernah merasa puas terhadap 'kebenaran ilmiah' sampai ia menemukan kebenaran perenial melalui jalan supra rasionalnya. Jika orang telah sampai kepada kebenaran ilahiah atau terpandunya pikir dan dzikir, maka ia tidak lagi tergoda untuk mencari kebenaran yang lain, dan ketika jiwa itu menjadi tenang, tidak gelisah dan tidak ada konflik batin. Selama manusia masih memikirkan ciptaan Allah SWT dengan segala hukum-hukumnya, maka hati tidak mungkin tenteram dalam arti tenteram yang sebenarnya, tetapi jika ia telah sampai kepada memikirkan Sang Pencipta dengan segala keagungannya, maka manusia tidak sempat lagi memikirkan yang lain, dan ketika itulah puncak ketenangan dan puncak kebahagiaan tercapai, dan ketika itulah tingkatan jiwa orang tersebut telah mencapai al- nafs al-muthma'innah.
2.Keinginan Manusia Tidak Terbatas
Manusia memiliki kebutuhan dan keinginan yang tidak terbatas, tidak ada habis-habisnya, padahal apa yang dibutuhkan itu tidak pernah benar-benar dapat memuaskan (terbatas). Oleh karena itu selama manusia masih memburu yang terbatas, maka tidak mungkin ia memperoleh ketentraman, karena yang terbatas (duniawi) tidak dapat memuaskan yang tidak terbatas (nafsu dan keinginan). Akan tetapi, jika yang dikejar manusia itu Allah SWT yang tidak terbatas kesempurnaan-Nya, maka dahaganya dapat terpuaskan. Jadi jika orang telah dapat selalu ingat (dzikir) kepada Allah maka jiwanya akan tenteram, karena 'dunia' manusia yang terbatas telah terpuaskan oleh rahmat Allah yang tidak terbatas.
Hanya manusia pada tingkat inilah yang layak menerima panggilan-Nya untuk kembali kepada-Nya dan untuk mencapai tingkat tersebut menurut al-Rozi hanya dimungkinkan bagi orang yang kuat potensinya dalam berpikir ketuhanan atau kuat dalam 'uzlah dan kontemplasi (tafakkur)-nya.
Jadi al-nafs al-muthma'innah adalah nafs yang takut kepada Allah, yakin akan berjumpa dengan-Nya, ridlo terhadap qodlo-Nya, puas terhadap pemberian-Nya, perasaannya tenteram, tidak takut dan sedih karena percaya kepada-Nya, dan emosinya stabil serta kokoh.
KESIMPULAN :
Islam akan tampil sebagai pembawa perdamaian dunia, bila umat islam sudah dapat melaksanakan sholat dengan benar. Sholat tidak akan benar bila umat Islam tidak tahu cara berdzikir yang benar. Dan cara berdzikir yang benar hanya dapat diperoleh di sekolah-sekolah yang mengkhususkan pendidikan mengenai dzikir. Yaitu TAREKAT (THARIQAH).
Sumber & Bahan Acuan :
- Tafsir Ad-Durrul Mansyur Fit Tafsir Al Ma'tsur, Imam Suyuthi.
- Tafsir Al Jami' Liahkamil Qur'an, Al Qurthubi.
- Tafsir Al Qur'anul Adhim, Abul Fida' Ismail Ibnu Katsir.
- Tafsir Al Maroghi, Ahmad Musthofa Al Maroghi
- Tafsir Al Qosimi, Muhammad Jamaluddin Al Qosimi
- Tafsir Fathul Qodir, Al Imam Asy-Syaukani
- Al Asas Fie Tafsir, Said Hawa
- Taisir Aly Al Qodir Li-ikhtishor Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifai
- Bada’iut Tafsir Al Jami’ Litafsir Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah, Yasri As-Sayyid Muhammad
- BLOG : agussyafii.blogspot.com & maktabah-jamilah.blogspot.com
- Inti Dari Metode NAQS adalah Menegakkan Dzikrullah
- Macam-Macam Dzikir Dalam Tharekat
- Ringan di Lidah Namun Besar Pahalanya
- Do’a dan Dzikir Pelita Hati, Cahaya Bumi dan Langit.
- Arti Dzikir Dalam Tharekat
- Intinya Bukan Mursyid & Thariqah, Tapi Apakah Niat Di Hatimu Tulus Mencari Allah..?
- Siapa Yang Tidak Memerlukan Pembimbing (Mursyid)...?
Wallahu A'lam Bish Showab
Labels:
Tausyiah
Thanks for reading Medan Resonansi Energi Sholat Dapat Menurunkan Angka Kejahatan & Kekerasan. Please share...!
0 Comment for "Medan Resonansi Energi Sholat Dapat Menurunkan Angka Kejahatan & Kekerasan"