Segala puji bagi Allah, sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah r, kepada keluarga, shahabat serta kepada orang-orang yang menjadikan mereka sebagai panutan…Amma ba'du
Diantara akhlak yang derajatnya paling agung adalah memberikan maaf dikala mampu, inilah ibadah yang banyak ditinggalkan. Selain itu, ia merupakan bagian dari sifat-sifat Allah dan nama-nama-Nya yang mulia. Dialah Allah Yang Maha suci dari segala kekurangan yang memiliki nama Al-Afu dan Al-Qodir, yaitu Zat Yang Maha Memberikan maaf setelah Dia mampu membalas perbuatan dosa dan memberikan siksa atas segala kemaksiatan.
Memberikan maaf dengan tanpa kemampuan bisa jadi karena faktor kelemahan dan paksaan, akan tetapi memaafkan yang di sertai dengan kemampuan untuk membalas tidak di ragukan lagi bahwa inilah sifat yang agung yang dimiliki Allah, dimana terkandung di dalamnya sifat kesempurnaan, Dia dzat Allah yang Maha suci yang mencintai sifat memaafkan, Dia juga mencintai bila melihat hamba-Nya memberikan maaf atas kesalahan yang dilakukan manusia.
Keutamaan memberikan maaf
Allah (swt) berfirman tentang keutamaan memaafkan:
Dan Allah berfirman:
Nabi r bersabda:
"Barangsiapa menahan kemarahan padahal ia mampu memuntahkannya, maka Allah U kelak akan memanggilnya di hadapan makhluk-makhluk hingga Allah memperkenankan kepadanya untuk memilih bidadari yang dikehendakinya" (HR.Abu Daud, At Tirmidzi, Ibnu Majah)
Hendaknya seorang muslim mengetahui bahwa dengan memberikan maaf ia akan mendapatkan kemuliaan dari Allah, dan semua orang akan menghormatinya serta orang yang menjelekkan akan datang kepadanya untuk meminta maaf.
Nabi r bersabda:
Dan Allah telah mendidik atau mengajari Rasul-Nya kepada akhlak yang agung ini, Allah berfirman kepada Rasul-Nya:
Allah berfirman:
Rasulullah r telah memberikan kabar gembira kepada seseorang selama tiga hari berturut-turut bahwa ia akan masuk surga, padahal dia bukanlah orang memiliki banyak sholat, puasa dan shodaqoh, ia juga tidak banyak melaksanakan sholat sunnah pada malam hari juga sholat sunnah-shalat sunnah lainnya, akan tetapi ia diberitahukan bahwa dia akan masuk surga dan ia mendengar berita tersebut secara langsung. Ketika Ibnu Umar t meneliti kebenaran kabar tersebut, ia mendapatkan bahwa orang tersebut tidak tidur melainkan ia telah memaafkan kesalahan manusia semuanya, ia berkata:
Hendaknya seorang muslim rendah hati, lemah lembut, murah hati, bertaqwa, mudah memaafkan, dekat dengan manusia, menyintai mereka, dermawan, memberi nasehat, menyadari uzur-uzur setiap orang lain melakukan kesalahan terhadap dirinya sambil berkata: Bilamana terdapat tindakan orang lain yang menimbulkan kemarahan bagi dirinya, maka hal dari syetan bukan dari mereka, bahkan syetanlah yang membujuknya dan dia juga yang mendorong terjadinya hal tersebut. Barangsiapa yang berusaha mendidik dirinya dengan ibadah seperti ini maka ia akan hidup tenang, tidur dan bangun dalam keadaan lega.
Imam Ibnu Qoyyim berkata: Wahai Anak Adam!. Sesungguhnya diantara Allah dan dirimu terdapat berbagai kesalahan dan dosa-dosa yang mana tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia, dan sesungguhnya engkau senang apabila Allah mengampuni (dosa-dosa tersebut) bagimu, bilamana engkau senang jika Allah mengampuni (dosa-dosa tersebut) bagimu, maka maafkanlah kesalahan hamba-hambaNya. Bilamana engkau senang jika Allah mengampuni dosa-dosamu, maka ampunilah kesalahan hamba-hambaNya, sebab suatu balasan akan sesuai dengan jenis amal perbuatan….. jika engkau memberikan ampunan disini maka engkau akan diampuni di sana… bila engkau dendam di sini maka akan di balas di sana, bila engkau meminta hak disini maka dirimu akan dituntut di sana.
Bilamana Islam telah menetapkan hak bagi orang yang didzolimi untuk membalas orang yang berbuat dzalim, yaitu sebuah kejahatan dibalas dengan balasan yang sesuai dengan tuntutan keadilan, maka memberikan ampun dan maaf tanpa terdorong untuk membelas kedzaliman dan menuntut secara terus-menerus, maka itu lebih mulia dan lebih penyayang. Allah berfirman:
Maka firman Allah "Dan (bagi) orang-orang yang apabila mereka di perlakukan dengan zalim mereka membela diri. Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa". Merupakan pembenaran terhadap hak orang-orang mukmin dalam membela diri-diri mereka bilamana mereka dizalimi, kemudian dilanjutkan dengan meletakkan batasan yang mengikat wujud bentuk membela diri ini, yaitu sebuah batasan tidak boleh dilanggar.
Kemudian Allah memperlihatkan kedudukan ihsan bahkan memberikan semangat untuk mengerjakannya, Allah berfirman: "Maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah". lalu diikuti dengan pemberitaan terhalangnya orang-orang zalim dengan tidak mendapatkan kecintaan dari Allah: "Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim".
Setelah itu nash atau ayat kembali memberitahukan hak orang-orang yang di zalimi untuk membela diri mereka, juga memberitahukan dengan sangat akan pentingnya orang-orang zalim mendapatkan balasan di dunia dan siksa yang pedih di akhirat.
Allah berfirman: " Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada suatu dosapun atas mereka. Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di atas bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih".
Lalu ayat ini juga tidak meninggalkan untuk menjelaskan tingkatan keadilan, dimana semua pandangan secara umum tertuju kepadanya, bahkan mendorong untuk kedua kalinya kepada tingkatan ihsan dengan cara bersabar dan memaafkan, di mana dijelaskan bahwa tindakan itu termasuk perkara diutamakan. "Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan".
Begitulah sifat ini diceritakan di dalam nas dengan gambaran yang sangat yang saling terkait dan berhubungan, di dalamnya terdapat penjelasan yang sangat indah dan menarik. Terlihat bahwa ayat tersebut sedang menanggulangi gelombang kejiwaan dengan sapaan yang lembut, pengarahan yang halus sambil mempertimbangkan penderitaan orang yang dizalimi, dan memandang keji dan kejam kepada orang yang zalim. Dan setelah itu ayat di atas menjelaskan tentang keberhakan orang yang dizalimi untuk membela diri mereka dengan hak, lalu kembali mendorong mereka dengan lembut untuk bersabar dan menganjurkan untuk memberikan maaf. Semua peristiwa di atas dibingkai dalam nilai keadilan dan ihsan.
Kemudian di dalam yang ayat lain, Al Qur'an menjelaskan tentang pahala bagi mereka yang memaafkan manusia di akhirat kelak:
Memaafkan merupakan bukti bagi kemuliaan jiwa
Sesungguhnya orang-orang yang dermawan dalam memberikan maaf maka dia adalah seorang hamba, yang jiwanya mulia, semangatnya tinggi, dan memiliki sifat sabar dan santun yang besar. Muawiyah t berkata: "Hendaklah kalian bersikap santun dan bersabar sehingga kesempatan tersebut terbuka bagi kalian, bila aku memberikan kekuasaan kepada kalian, maka hendaklah kalian membekali diri dengan suka memberi maaf dan bersikap dermawan (dengan kebaikan).
Pada saat didatangkan kepada Abdul Malik bin Marwan beberapa tawanan Ibnu Atsasy, semasa terjadinya fitnah, Abdul Malik berkata kepada Roja' bin Hayawah: Bagaimana pendapatmu?". Ia menjawab: "Sesungguhnya Allah telah memberikan bagimu apa yang engkau senangi dari kemenangan, maka persembahkanlah kepada Allah apa yang Dia senangi dari pemberian memberi maaf (kepada para tawanan), lalu beliau mengampuni mereka semua".
Imam Syafi'i rahimahullah berkata:
Sesungguhnya tanda seorang mu'min yang sholeh, mudah mema'afkan, lemah lembut, menghendaki keridoan Allah dan balasan di akhirat, adalah senantiasa membersihkan jiwanya dari egoisme dan kepentingan-kepentingan pribadinya, mengutamakan keridhoaan Tuhannya, sangat ingin diampuni dosa-dosanya, dima'afkan kesalahan-kesalahannya. Maka dengan demikian ia telah diberi anugrah jiwa yang dirido'i, mendahulukan balasan dimasa yang akan datang (akhirat) dari balasan di masa sekarang (dunia), menembus dengan kekuatan menusuk hati manusia yang dalam, sehingga ia meminpin mereka untuk menegakkan kebenaran dan mempertahankannya, tegak berdiri dengan memuliakan dan mengagungkan orang yang senantiasa menjadikan ini sebagai petunjuk dan agamanya.
Wahai pemilik hati yang bersih, engkau adalah pilihan Allah, para shahabat telah bertanya kepada Rasulullah r tentang orang yang paling utama, beliau menjawab:
Kemudian kami katakan: Sesungguhnya selamatnya hati merupakan salah satu sebab yang agung bagi diterimanya amal sholeh. Nabi r bersabda:
Lihatlah!, berapa banyak kebaikan yang hilang dari diri orang yang menyimpan di dalam hatinya rasa dendam, iri dan dengki?!!!
DR. A'id Al Qorni berkata di dalam salah satu makalahnya: "Hendaklah setiap orang berusaha memberikan maaf secara umum menjelang tidurnya pada setiap malam bagi setiap orang yang telah berbuat buruk kepada dirinya sepanjang siang, baik berbuat buruk dengan perkataan, tulisan, ghibah, cacian atau dengan berbagai bentuk tindakan yang menyakitkan. Dengan cara ini, seseorang akan mendapatkan ketenangan dan ketentraman lahir batin serta pengampunan dari Dzat yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Memberikan maaf secara umum kepada setiap orang yang berbuat kejahatan adalah obat yang paling utama di dunia, obat ini keluar dari apotek wahyu: "Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik". "Orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan".
Wahai orang yang menghendaki kehidupan dengan warnanya yang paling menarik dan perhiasannya yang paling indah, cucilah hatimu tujuh kali dengan suka memberi maaf lalu oleskan yang ke delapannya dengan pemaafan. Seseorang berdiri mencela Abu Bakar Siddiq t dengan mengatakan: "Demi Allah sungguh aku akan mencacimu dengan celaan yang akan kau bawa sampai ke dalam kuburanmu, Abu Bakar menjawab: Bahkan engkaulah akan memikulnya ke dalam kuburmu". Seseorang mencela Imam As Sya'bi, lalu As Sya'bi mejawab: "Bilamana engkau berbohong, semoga Allah mengampunimu, namun bila engkau benar, semoga Allah mengampuniku". Sesungguhnya mengalihkan hati kepada ular-ular kedendaman, taring-taring kedengkian, racun-racun berbisa sifat hasad merupakan bukti nyata atas kelemahan iman dan dangkalnya kecemburuan serta buruknya perhitungan terhadap suatu perkara, sebagaimana yang diceritakan oleh Syaksabir: Janganah engkau menyalakan api kemarahan dalam dadamu di hadapan musuhmu yang mana engkau akan terbakar sendiri di dalamnya, alangkah baiknya hati yang suci dan bersih, alangkah bahagianya orang yang memilikinya, alangkah sejuk kehidupannya alangkah nyenyak tidurnya, alangkah bersih jiwanya, lalu adakah diusia yang pendek ini ruang waktu untuk membereskan pelbagai perhitungan dengan lawan, dan membalas catatan-catatan permusuhan bersama orang yang berbeda-beda? Sesungguhnya usia ini lebih pendek dari itu, dan orang yang ingin membalas setiap manusia yang berbuat jelek kepadanya, serta dendam kepada setiap orang yang berbuat salah kepadanya akan mengakibatkan hilangnya pahala, bertambahnya dosa, sempitnya dada, menimbulkan kebingungan serta radang di dalam lambung, tekanan darah tinggi, bahkan terkadang menyebabkan setruk secara tiba-tiba atau terhentinya aliran darah ke otak yang menyebabkan orang tersebut harus dirawat di ruang gawat darurat (UGD) untuk mendapatkan perawatan yang intensif, dan menambah jumlah daftar orang-orang yang meninggal karena menderita penyakit dalam yang disebabkan oleh kegemukan setelah memakan makanan tradisional yang mematikan.
Sesungguhnya dokter yang paling baik di dunia ada tiga: Pertama dokter kesenangan, spesialisasinya kesenangan, kegembiraan, pengampunan dan pemberi maaf. Kedua dokter ketenangan, spesialisasinya memutuskan sesuatu dengan tenang, membalas dengan yang lebih baik. Ketiga dokter pengutuk, spesialisasinya berbuat sesuatu untuk mengekang badan guna mencegahnya dari setiap kerusakan juga mencegah dari berbagai kehendak hawa nafsu, sebagai umpanan syetan yang terkutuk.
Wahai umat manusia: Sesungguhnya hidup ini indah, tidaklah engkau melihat siang hari yang terang benderang, mataharinya bersinar, paginya elok, sorenya memikat dan waktu awal malamnya mempesona, mengapa engkau tidak meniru keindahan alam semesta, tertawa seperti bintang-bintang, memiliki pengharapan yang tinggi seperti burung-burung, ramah seperti angin sepoi-sepoi, lemah-lembut seperti hujan gerimis, hidup ini indah bilamana engkau mengeluarkan syetan darinya, mengeluarkan keburukan, keraguan, cacian, perasaan sial, roman muka yang jelek, Masalahnya adalah sebagaian diantara kita selalu berputus asa jika engkau engkau tampil dihadapan mereka dengan muka seperti matahari, dia mengeluhkan kepanasannya, jika engkau mempersembahkan sekuntum bunga baginya mereka memperlihatkan durinya di hadapanmu, jika menunjuk bintang-bintang di malam hari maka dia mengeluh dengan kegelapan malamnya. Oleh karenanya aku menyerankan kepadamu agar mengeluarkan sebuah keputusan yang tersirat di malam hari dengan memberikan maaf kepada setiap orang yang berbuat jahat kepadamu, barulah setelah itu engkau akan tidur malam dengan senang hati dimana belum pernah melewati suatu malam yang lebih indah darinya, sebagai mana di utarakan oleh temanku As Syarif Ar Ridho:
Wahai malam bertaburnya maaf tidakkah engkau kembali untuk kedua kalinya?
Menyiram masamu dengan hujan yang gerimis
Selamat bagi orang yang memberikan maaf kepada orang-orang, peluk ciuman bagi orang yang menahan amarahnya, sekuntum bunga mawar bagi yang memberi ampun dan memperbaiki hubungan. Serta ucapan terima kasih yang banyak kepada seorang Kanada yang bertopi, dimana ia bertutur kata:
Manusia yang seimbang dan seorang mukmin yang cerdas terhindar dari lemak beracun, dia terbebas (darinya) karena akhlaknya yang mulia, dimana pada keningnya tertera sebuah motto "siapa yang mengampuni dan berbuat baik maka pahala kepada Allah", semoga Allah mengampuni dosa kita atas keburukan yang kita perbuat kepada orang lain, dan semoga pula Allah mengampuni orang yang berbuat jahat kepada kita, esok lusa kita akan ketemu di surga insya Allah dibawah satu atap "Dan kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada di hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan". Dan aku telah mengatakan di dalam sebuah sya'ir gubahanku:
Wahai segenap manusia marilah bersahabat
Lebih berbuat baik dari ibu yang memeluk dan menaruh cinta kasih sayang
Kemarilah!, kita kembalikan hubungan yang penuh dengan keberkahan
Jadikanlah aku sebagai saudaramu jika aku berbapak Adam
Jika engkau sosok Qobil yang menebar permusuhan dan kejahatan
Sesungguhnya aku sosok Habil dalam berpendapat dan bermadzhab
Keselamatan hati:
Dengan selamatnya hati, manusia akan dianugrahkan kejujuran, sebab orang yang selalu jujur kepada Allah disetiap urusannya, maka Allah akan menjadikan baginya seperti apa yang diperbuat kepada yang lainnya.
Dengan selamatnya hati, manusia akan mencurahkan sifat santun, dan tidaklah termsuk santun jika seseorang berbuat zalim kemudian bertindak sebagai penyantun, sehingga bilamana ia mampu maka dia akan memberikan maaf karena didorong oleh keselamatan hatinya.
Dengan selamatnya hati, manusia akan diberi sifat senang berkorban, bersenda gurau dengan teman dan cinta memberikan sesuatu, semua prilaku ini tidak akan terpancar melainkan dari hati yang selamat, dan tidak cukup hanya dengan pengakuan sebab hal itu akan cepat terbongkar.
Dengan selamatnya hati, manusia akan diberi sifat tawadu' atau rendah hati, suatu rasa bahwa semua yang ada lebih utama darinya, semua yang ada lebih baik darinya. Al Hasan pernah ditanya tentang tawadu' beliau menjawab: "Engkau keluar dari rumahmu lalu tidaklah engkau ketemu dengan seseorang melainkan engkau melihatnya bahwa ia lebih utama dari pada dirimu".
Abu Ubadah berkata: Tidaklah aku duduk dengan seseorang sedikitpun melainkan aku berhayal bahwa diriku akan berkunjung kepadanya.
Dengan selamatnya hati, manusia akan diberi jiwa yang lemah lembut, dengannya seseorang mendapatkan apa-apa yang tidak didapatkannya dengan kekerasan, kelembutan bagaikan air dalam kelenturannya, memecahkan batu (dengan mudah) bagaimanapun kerasnya.
Dikatakan kepada Muhlib: Bagaimana engkau dan aku mengetahui sesuatu? Beliau berkata: Dengan ilmu, dikatakan kepadanya: Sesugguhnya orang selainmu lebih banyak pengetahuannya daripada pengetahuan yang engkau miliki, namun orang lain tidak mendapatkan seperti apa yang yang kau dapatkan? Ia menjawab: Itu pengetahuan yang dipikul dan ini ilmu yang diamalkan.
Selamatnya hati merupakan bagian dari amal-amal dan budi pekerti, ia tidak bisa dipisahkan dari kenyataan, dan tidak ada manfaatnya bila berwujud sekedar pernyataan dan kata-kata akan tetapi ia ada untuk dipraktekkan dan dikerjakan.
Selamatnya hati merupakan penyelamat dimasa kita ini, dimana kesempatan selamat hampir padam di dalamnya.
Sesungguhnya tegar dalam menjaga keselamatan hati lalu kontinyu dalam menitinya, merupakan perisai utama pada hari ini di dalam kehidupan seorang mu'min, dan aku memandang, bahwa dia mengulang-ulanginya sekalipun hati mengingkarinya:
Aku terheran dengan hatimu bagimana bisa berubah
Padahal kau telah mencintainya, kenapa dia bisa sirna
Dan yang lebih mengherankan dari ini dan ini bahwa aku
Melihatmu dengan mata keredhaan pada saat amarah
Maka hendaklah seseorang menjaga hatinya sehingga menjadi selamat sehingga terwujdulah apa yang disebutkan di dalam pengecualian Robbani "Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih".
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada semua shahabat-shahabatnya.
Diantara akhlak yang derajatnya paling agung adalah memberikan maaf dikala mampu, inilah ibadah yang banyak ditinggalkan. Selain itu, ia merupakan bagian dari sifat-sifat Allah dan nama-nama-Nya yang mulia. Dialah Allah Yang Maha suci dari segala kekurangan yang memiliki nama Al-Afu dan Al-Qodir, yaitu Zat Yang Maha Memberikan maaf setelah Dia mampu membalas perbuatan dosa dan memberikan siksa atas segala kemaksiatan.
Memberikan maaf dengan tanpa kemampuan bisa jadi karena faktor kelemahan dan paksaan, akan tetapi memaafkan yang di sertai dengan kemampuan untuk membalas tidak di ragukan lagi bahwa inilah sifat yang agung yang dimiliki Allah, dimana terkandung di dalamnya sifat kesempurnaan, Dia dzat Allah yang Maha suci yang mencintai sifat memaafkan, Dia juga mencintai bila melihat hamba-Nya memberikan maaf atas kesalahan yang dilakukan manusia.
Keutamaan memberikan maaf
Allah (swt) berfirman tentang keutamaan memaafkan:
وإن تعفوا وتصفحوا وتغفروا فإن الله غفور الرحيم
"Dan jika kalian memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang" (Qs. At Taghobun: 14)
Dan Allah berfirman:
وليعفوا وليصفحوا ألا تحبون أن يغفر الله لكم والله غفور رحيم
"Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kalian tidak ingin bahwa Allah akan mengampuni kalian? Dan sesungguhnya Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang" (Qs. An Nur: 22)
Nabi r bersabda:
"Barangsiapa menahan kemarahan padahal ia mampu memuntahkannya, maka Allah U kelak akan memanggilnya di hadapan makhluk-makhluk hingga Allah memperkenankan kepadanya untuk memilih bidadari yang dikehendakinya" (HR.Abu Daud, At Tirmidzi, Ibnu Majah)
Hendaknya seorang muslim mengetahui bahwa dengan memberikan maaf ia akan mendapatkan kemuliaan dari Allah, dan semua orang akan menghormatinya serta orang yang menjelekkan akan datang kepadanya untuk meminta maaf.
ادفع بالتي هي أحسن فإذا الذي بينك وبينه عداوة كأنه ولي حميم
"Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-oleh telah menjadi teman setia" (Qs. Fussilat: 34)
Nabi r bersabda:
ما نقصت صدقة من مال, وما زاد الله عبدا بعفو إلا عزا, وما تواضع عبد لله إلا رفعه الله
"Tidaklah shodaqoh itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan sifat memaafkan kecuali kemuliaan, serta tidaklah seorang hamba merendahkan diri karena Allah melainkan Allah meninggikan derajatnya". (HR. Muslim)
Dan Allah telah mendidik atau mengajari Rasul-Nya kepada akhlak yang agung ini, Allah berfirman kepada Rasul-Nya:
خذ العفو وأمر بالمعرف وأعرض عن الجاهلين
"Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang-orang mengerjakan yang ma'ruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh" (Qs.Al A'rof: 199)
Allah berfirman:
فمن عفا وأصلح فأجره على الله
"Maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah". (Qs. As Syuro: 40)
Rasulullah r telah memberikan kabar gembira kepada seseorang selama tiga hari berturut-turut bahwa ia akan masuk surga, padahal dia bukanlah orang memiliki banyak sholat, puasa dan shodaqoh, ia juga tidak banyak melaksanakan sholat sunnah pada malam hari juga sholat sunnah-shalat sunnah lainnya, akan tetapi ia diberitahukan bahwa dia akan masuk surga dan ia mendengar berita tersebut secara langsung. Ketika Ibnu Umar t meneliti kebenaran kabar tersebut, ia mendapatkan bahwa orang tersebut tidak tidur melainkan ia telah memaafkan kesalahan manusia semuanya, ia berkata:
اللهم إني قد تصدقت بعرضي على الناس وعفوت عمن ظلمني
"Ya Allah, sesungguhnya aku telah mensodaqohkan kehormatanku kepada manusia dan aku maafkan orang yang telah berbuat zalim kepadaku".
Hendaknya seorang muslim rendah hati, lemah lembut, murah hati, bertaqwa, mudah memaafkan, dekat dengan manusia, menyintai mereka, dermawan, memberi nasehat, menyadari uzur-uzur setiap orang lain melakukan kesalahan terhadap dirinya sambil berkata: Bilamana terdapat tindakan orang lain yang menimbulkan kemarahan bagi dirinya, maka hal dari syetan bukan dari mereka, bahkan syetanlah yang membujuknya dan dia juga yang mendorong terjadinya hal tersebut. Barangsiapa yang berusaha mendidik dirinya dengan ibadah seperti ini maka ia akan hidup tenang, tidur dan bangun dalam keadaan lega.
Imam Ibnu Qoyyim berkata: Wahai Anak Adam!. Sesungguhnya diantara Allah dan dirimu terdapat berbagai kesalahan dan dosa-dosa yang mana tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia, dan sesungguhnya engkau senang apabila Allah mengampuni (dosa-dosa tersebut) bagimu, bilamana engkau senang jika Allah mengampuni (dosa-dosa tersebut) bagimu, maka maafkanlah kesalahan hamba-hambaNya. Bilamana engkau senang jika Allah mengampuni dosa-dosamu, maka ampunilah kesalahan hamba-hambaNya, sebab suatu balasan akan sesuai dengan jenis amal perbuatan….. jika engkau memberikan ampunan disini maka engkau akan diampuni di sana… bila engkau dendam di sini maka akan di balas di sana, bila engkau meminta hak disini maka dirimu akan dituntut di sana.
Bilamana Islam telah menetapkan hak bagi orang yang didzolimi untuk membalas orang yang berbuat dzalim, yaitu sebuah kejahatan dibalas dengan balasan yang sesuai dengan tuntutan keadilan, maka memberikan ampun dan maaf tanpa terdorong untuk membelas kedzaliman dan menuntut secara terus-menerus, maka itu lebih mulia dan lebih penyayang. Allah berfirman:
والذين إذا أصابتهم البغي هم ينتصرون, وجزاء سيئة سيئة مثلها فمن عفا وأصلح فأجره على الله, إنه لا يحب الظالمين, ولمن انتصر بعد ظلمه فأولئك ما عليهم من سبيل, إنما السبيل على الذين يظلمون الناس ويبغون في الأرض بغير الحق أولئك لهم عذاب أليم, ولمن صبر وغفر إن ذلك من عزم الأمور
"Dan (bagi) orang-orang yang apabila mereka di perlakukan dengan zalim mereka membela diri. Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim. Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada suatu dosapun atas mereka. Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di atas bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih. Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan". (Qs. As Syuro:39-43)
Maka firman Allah "Dan (bagi) orang-orang yang apabila mereka di perlakukan dengan zalim mereka membela diri. Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa". Merupakan pembenaran terhadap hak orang-orang mukmin dalam membela diri-diri mereka bilamana mereka dizalimi, kemudian dilanjutkan dengan meletakkan batasan yang mengikat wujud bentuk membela diri ini, yaitu sebuah batasan tidak boleh dilanggar.
Kemudian Allah memperlihatkan kedudukan ihsan bahkan memberikan semangat untuk mengerjakannya, Allah berfirman: "Maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah". lalu diikuti dengan pemberitaan terhalangnya orang-orang zalim dengan tidak mendapatkan kecintaan dari Allah: "Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim".
Setelah itu nash atau ayat kembali memberitahukan hak orang-orang yang di zalimi untuk membela diri mereka, juga memberitahukan dengan sangat akan pentingnya orang-orang zalim mendapatkan balasan di dunia dan siksa yang pedih di akhirat.
Allah berfirman: " Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada suatu dosapun atas mereka. Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di atas bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih".
Lalu ayat ini juga tidak meninggalkan untuk menjelaskan tingkatan keadilan, dimana semua pandangan secara umum tertuju kepadanya, bahkan mendorong untuk kedua kalinya kepada tingkatan ihsan dengan cara bersabar dan memaafkan, di mana dijelaskan bahwa tindakan itu termasuk perkara diutamakan. "Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan".
Begitulah sifat ini diceritakan di dalam nas dengan gambaran yang sangat yang saling terkait dan berhubungan, di dalamnya terdapat penjelasan yang sangat indah dan menarik. Terlihat bahwa ayat tersebut sedang menanggulangi gelombang kejiwaan dengan sapaan yang lembut, pengarahan yang halus sambil mempertimbangkan penderitaan orang yang dizalimi, dan memandang keji dan kejam kepada orang yang zalim. Dan setelah itu ayat di atas menjelaskan tentang keberhakan orang yang dizalimi untuk membela diri mereka dengan hak, lalu kembali mendorong mereka dengan lembut untuk bersabar dan menganjurkan untuk memberikan maaf. Semua peristiwa di atas dibingkai dalam nilai keadilan dan ihsan.
Kemudian di dalam yang ayat lain, Al Qur'an menjelaskan tentang pahala bagi mereka yang memaafkan manusia di akhirat kelak:
وسارعوا إلى مغفرة من ربكم وجنة عرضها السموات والأرض أعدت للمتقين, الذين ينفقون في السراء والضراء والكاظمين الغيظ والعافين عن الناس والله يحب المحسنين
"Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Tuhan-mu dan kepada surga yang luasnya seperti seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang maipun di kala sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan". (Qs. Ali Imron: 133-134)
Memaafkan merupakan bukti bagi kemuliaan jiwa
Sesungguhnya orang-orang yang dermawan dalam memberikan maaf maka dia adalah seorang hamba, yang jiwanya mulia, semangatnya tinggi, dan memiliki sifat sabar dan santun yang besar. Muawiyah t berkata: "Hendaklah kalian bersikap santun dan bersabar sehingga kesempatan tersebut terbuka bagi kalian, bila aku memberikan kekuasaan kepada kalian, maka hendaklah kalian membekali diri dengan suka memberi maaf dan bersikap dermawan (dengan kebaikan).
Pada saat didatangkan kepada Abdul Malik bin Marwan beberapa tawanan Ibnu Atsasy, semasa terjadinya fitnah, Abdul Malik berkata kepada Roja' bin Hayawah: Bagaimana pendapatmu?". Ia menjawab: "Sesungguhnya Allah telah memberikan bagimu apa yang engkau senangi dari kemenangan, maka persembahkanlah kepada Allah apa yang Dia senangi dari pemberian memberi maaf (kepada para tawanan), lalu beliau mengampuni mereka semua".
Imam Syafi'i rahimahullah berkata:
Mereka berkata: kau diam, kau dimusuhi. Ku katakan bagi mereka
Sesungguhnya membalas suatu kejelekan merupakan sebuah pintu
Sesungguhnya memaafkan orang bodoh atau tolol itu termasuk adab
Benar, sebab dengannya kemuliaan diri terjaga dan dapat diperbaiki
Sesungguhnya singa-singa itu sangat ditakuti padahal mereka terdiam
Walau anjing menjulurkan lidahnya, tetap di lempar saat menggonggong
Sesungguhnya tanda seorang mu'min yang sholeh, mudah mema'afkan, lemah lembut, menghendaki keridoan Allah dan balasan di akhirat, adalah senantiasa membersihkan jiwanya dari egoisme dan kepentingan-kepentingan pribadinya, mengutamakan keridhoaan Tuhannya, sangat ingin diampuni dosa-dosanya, dima'afkan kesalahan-kesalahannya. Maka dengan demikian ia telah diberi anugrah jiwa yang dirido'i, mendahulukan balasan dimasa yang akan datang (akhirat) dari balasan di masa sekarang (dunia), menembus dengan kekuatan menusuk hati manusia yang dalam, sehingga ia meminpin mereka untuk menegakkan kebenaran dan mempertahankannya, tegak berdiri dengan memuliakan dan mengagungkan orang yang senantiasa menjadikan ini sebagai petunjuk dan agamanya.
Wahai pemilik hati yang bersih, engkau adalah pilihan Allah, para shahabat telah bertanya kepada Rasulullah r tentang orang yang paling utama, beliau menjawab:
كل مخموم القلب صدوق اللسان, قالوا: صدوق اللسان نعرفه: فما مخموم القلب؟ قال: التقي النقي الذي لا إثم فيه ولا بغى ولا غل ولا حسد.
"Setiap hati yang bersih, jujur lidahnya, Mereka berkata: Kami mengetahui orang yang jujur lidahnya: apa yang disebut dengan hati yang bersih? Beliau menjawab: Hati yang bertaqwa, suci, yang tidak ada dosa di dalamnya, tidak ada aniaya, iri dan dengki" (Dishohihkan oleh Al Albani dalam kitab As silsilah (2))
Kemudian kami katakan: Sesungguhnya selamatnya hati merupakan salah satu sebab yang agung bagi diterimanya amal sholeh. Nabi r bersabda:
تعرض الأعمال كل يوم اثنين وخميس فيغفر الله U في ذلك اليوم لكل امرئ لا يشرك بالله شيئا إلا امرؤ كانت بينه وبين أخيه شحناء, فيقول: أنظروا هذين حتى يصطلحا
"Amal perbuatan diperlihatkan (dihadapan Allah) setiap hari senin dan kamis, kemudian pada hari itu Allah U mengampuni dosa setiap orang yang tidak mempersekutukanNya dengan sesuatu apapun kecuali orang yang terdapat diantara dia dan saudaranya permusuhan, Allah berfirman: Tangguhkanlah dari kedua orang ini hingga keduanya berdamai". (HR.Muslim)
Lihatlah!, berapa banyak kebaikan yang hilang dari diri orang yang menyimpan di dalam hatinya rasa dendam, iri dan dengki?!!!
DR. A'id Al Qorni berkata di dalam salah satu makalahnya: "Hendaklah setiap orang berusaha memberikan maaf secara umum menjelang tidurnya pada setiap malam bagi setiap orang yang telah berbuat buruk kepada dirinya sepanjang siang, baik berbuat buruk dengan perkataan, tulisan, ghibah, cacian atau dengan berbagai bentuk tindakan yang menyakitkan. Dengan cara ini, seseorang akan mendapatkan ketenangan dan ketentraman lahir batin serta pengampunan dari Dzat yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Memberikan maaf secara umum kepada setiap orang yang berbuat kejahatan adalah obat yang paling utama di dunia, obat ini keluar dari apotek wahyu: "Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik". "Orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan".
Wahai orang yang menghendaki kehidupan dengan warnanya yang paling menarik dan perhiasannya yang paling indah, cucilah hatimu tujuh kali dengan suka memberi maaf lalu oleskan yang ke delapannya dengan pemaafan. Seseorang berdiri mencela Abu Bakar Siddiq t dengan mengatakan: "Demi Allah sungguh aku akan mencacimu dengan celaan yang akan kau bawa sampai ke dalam kuburanmu, Abu Bakar menjawab: Bahkan engkaulah akan memikulnya ke dalam kuburmu". Seseorang mencela Imam As Sya'bi, lalu As Sya'bi mejawab: "Bilamana engkau berbohong, semoga Allah mengampunimu, namun bila engkau benar, semoga Allah mengampuniku". Sesungguhnya mengalihkan hati kepada ular-ular kedendaman, taring-taring kedengkian, racun-racun berbisa sifat hasad merupakan bukti nyata atas kelemahan iman dan dangkalnya kecemburuan serta buruknya perhitungan terhadap suatu perkara, sebagaimana yang diceritakan oleh Syaksabir: Janganah engkau menyalakan api kemarahan dalam dadamu di hadapan musuhmu yang mana engkau akan terbakar sendiri di dalamnya, alangkah baiknya hati yang suci dan bersih, alangkah bahagianya orang yang memilikinya, alangkah sejuk kehidupannya alangkah nyenyak tidurnya, alangkah bersih jiwanya, lalu adakah diusia yang pendek ini ruang waktu untuk membereskan pelbagai perhitungan dengan lawan, dan membalas catatan-catatan permusuhan bersama orang yang berbeda-beda? Sesungguhnya usia ini lebih pendek dari itu, dan orang yang ingin membalas setiap manusia yang berbuat jelek kepadanya, serta dendam kepada setiap orang yang berbuat salah kepadanya akan mengakibatkan hilangnya pahala, bertambahnya dosa, sempitnya dada, menimbulkan kebingungan serta radang di dalam lambung, tekanan darah tinggi, bahkan terkadang menyebabkan setruk secara tiba-tiba atau terhentinya aliran darah ke otak yang menyebabkan orang tersebut harus dirawat di ruang gawat darurat (UGD) untuk mendapatkan perawatan yang intensif, dan menambah jumlah daftar orang-orang yang meninggal karena menderita penyakit dalam yang disebabkan oleh kegemukan setelah memakan makanan tradisional yang mematikan.
Sesungguhnya dokter yang paling baik di dunia ada tiga: Pertama dokter kesenangan, spesialisasinya kesenangan, kegembiraan, pengampunan dan pemberi maaf. Kedua dokter ketenangan, spesialisasinya memutuskan sesuatu dengan tenang, membalas dengan yang lebih baik. Ketiga dokter pengutuk, spesialisasinya berbuat sesuatu untuk mengekang badan guna mencegahnya dari setiap kerusakan juga mencegah dari berbagai kehendak hawa nafsu, sebagai umpanan syetan yang terkutuk.
Wahai umat manusia: Sesungguhnya hidup ini indah, tidaklah engkau melihat siang hari yang terang benderang, mataharinya bersinar, paginya elok, sorenya memikat dan waktu awal malamnya mempesona, mengapa engkau tidak meniru keindahan alam semesta, tertawa seperti bintang-bintang, memiliki pengharapan yang tinggi seperti burung-burung, ramah seperti angin sepoi-sepoi, lemah-lembut seperti hujan gerimis, hidup ini indah bilamana engkau mengeluarkan syetan darinya, mengeluarkan keburukan, keraguan, cacian, perasaan sial, roman muka yang jelek, Masalahnya adalah sebagaian diantara kita selalu berputus asa jika engkau engkau tampil dihadapan mereka dengan muka seperti matahari, dia mengeluhkan kepanasannya, jika engkau mempersembahkan sekuntum bunga baginya mereka memperlihatkan durinya di hadapanmu, jika menunjuk bintang-bintang di malam hari maka dia mengeluh dengan kegelapan malamnya. Oleh karenanya aku menyerankan kepadamu agar mengeluarkan sebuah keputusan yang tersirat di malam hari dengan memberikan maaf kepada setiap orang yang berbuat jahat kepadamu, barulah setelah itu engkau akan tidur malam dengan senang hati dimana belum pernah melewati suatu malam yang lebih indah darinya, sebagai mana di utarakan oleh temanku As Syarif Ar Ridho:
Wahai malam bertaburnya maaf tidakkah engkau kembali untuk kedua kalinya?
Menyiram masamu dengan hujan yang gerimis
Selamat bagi orang yang memberikan maaf kepada orang-orang, peluk ciuman bagi orang yang menahan amarahnya, sekuntum bunga mawar bagi yang memberi ampun dan memperbaiki hubungan. Serta ucapan terima kasih yang banyak kepada seorang Kanada yang bertopi, dimana ia bertutur kata:
Tidaklah aku membawa kedengkian yang lama terhadap mereka
Dan bukanlah mulia, orang yang membawa dendam
Manusia yang seimbang dan seorang mukmin yang cerdas terhindar dari lemak beracun, dia terbebas (darinya) karena akhlaknya yang mulia, dimana pada keningnya tertera sebuah motto "siapa yang mengampuni dan berbuat baik maka pahala kepada Allah", semoga Allah mengampuni dosa kita atas keburukan yang kita perbuat kepada orang lain, dan semoga pula Allah mengampuni orang yang berbuat jahat kepada kita, esok lusa kita akan ketemu di surga insya Allah dibawah satu atap "Dan kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada di hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan". Dan aku telah mengatakan di dalam sebuah sya'ir gubahanku:
Wahai segenap manusia marilah bersahabat
Lebih berbuat baik dari ibu yang memeluk dan menaruh cinta kasih sayang
Kemarilah!, kita kembalikan hubungan yang penuh dengan keberkahan
Jadikanlah aku sebagai saudaramu jika aku berbapak Adam
Jika engkau sosok Qobil yang menebar permusuhan dan kejahatan
Sesungguhnya aku sosok Habil dalam berpendapat dan bermadzhab
Keselamatan hati:
Dengan selamatnya hati, manusia akan dianugrahkan kejujuran, sebab orang yang selalu jujur kepada Allah disetiap urusannya, maka Allah akan menjadikan baginya seperti apa yang diperbuat kepada yang lainnya.
Dengan selamatnya hati, manusia akan mencurahkan sifat santun, dan tidaklah termsuk santun jika seseorang berbuat zalim kemudian bertindak sebagai penyantun, sehingga bilamana ia mampu maka dia akan memberikan maaf karena didorong oleh keselamatan hatinya.
Dengan selamatnya hati, manusia akan diberi sifat senang berkorban, bersenda gurau dengan teman dan cinta memberikan sesuatu, semua prilaku ini tidak akan terpancar melainkan dari hati yang selamat, dan tidak cukup hanya dengan pengakuan sebab hal itu akan cepat terbongkar.
Dengan selamatnya hati, manusia akan diberi sifat tawadu' atau rendah hati, suatu rasa bahwa semua yang ada lebih utama darinya, semua yang ada lebih baik darinya. Al Hasan pernah ditanya tentang tawadu' beliau menjawab: "Engkau keluar dari rumahmu lalu tidaklah engkau ketemu dengan seseorang melainkan engkau melihatnya bahwa ia lebih utama dari pada dirimu".
Abu Ubadah berkata: Tidaklah aku duduk dengan seseorang sedikitpun melainkan aku berhayal bahwa diriku akan berkunjung kepadanya.
Dengan selamatnya hati, manusia akan diberi jiwa yang lemah lembut, dengannya seseorang mendapatkan apa-apa yang tidak didapatkannya dengan kekerasan, kelembutan bagaikan air dalam kelenturannya, memecahkan batu (dengan mudah) bagaimanapun kerasnya.
Dikatakan kepada Muhlib: Bagaimana engkau dan aku mengetahui sesuatu? Beliau berkata: Dengan ilmu, dikatakan kepadanya: Sesugguhnya orang selainmu lebih banyak pengetahuannya daripada pengetahuan yang engkau miliki, namun orang lain tidak mendapatkan seperti apa yang yang kau dapatkan? Ia menjawab: Itu pengetahuan yang dipikul dan ini ilmu yang diamalkan.
Selamatnya hati merupakan bagian dari amal-amal dan budi pekerti, ia tidak bisa dipisahkan dari kenyataan, dan tidak ada manfaatnya bila berwujud sekedar pernyataan dan kata-kata akan tetapi ia ada untuk dipraktekkan dan dikerjakan.
Selamatnya hati merupakan penyelamat dimasa kita ini, dimana kesempatan selamat hampir padam di dalamnya.
Sesungguhnya tegar dalam menjaga keselamatan hati lalu kontinyu dalam menitinya, merupakan perisai utama pada hari ini di dalam kehidupan seorang mu'min, dan aku memandang, bahwa dia mengulang-ulanginya sekalipun hati mengingkarinya:
Aku terheran dengan hatimu bagimana bisa berubah
Padahal kau telah mencintainya, kenapa dia bisa sirna
Dan yang lebih mengherankan dari ini dan ini bahwa aku
Melihatmu dengan mata keredhaan pada saat amarah
Maka hendaklah seseorang menjaga hatinya sehingga menjadi selamat sehingga terwujdulah apa yang disebutkan di dalam pengecualian Robbani "Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih".
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada semua shahabat-shahabatnya.
Labels:
CAHAYA QALBU
Thanks for reading Suka Memaafkan & Lapang Dada Adalah Ciri Khas Warga NAQS DNA (Zona Quantum Ikhlas). Please share...!
0 Comment for "Suka Memaafkan & Lapang Dada Adalah Ciri Khas Warga NAQS DNA (Zona Quantum Ikhlas)"